Persiapan Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T393B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo & Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Dalam materi ini kita diajak untuk mengetahui, mengerti dan memahami apa yang seharusnya kita lakukan sebelum kita benar-benar masuk dalam pernikahan. Di antaranya adalah bagaimana kita dapat menyesuaikan diri untuk dapat hidup bersama dengan harmonis.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Persiapan pernikahan yang diperlukan adalah persiapan bagaimana mereka bisa menyesuaikan diri, karena mereka adalah dua pribadi dari latar belakang yang berlainan, sekarang akan hidup bersama-sama. Bimbingan pranikah sangat diperlukan bagi pasangan muda untuk saat ini dan pelaksanaannya ± 6 kali pertemuan atau 7 kali pertemuan. Persoalan yang tidak terselesaikan dengan tuntas akan muncul lagi pada masa pernikahan, dan kecenderungannya persoalan itu muncul dalam intensitas yang lebih besar, bukan makin berkurang.

Hal ini disebabkan oleh:

  1. Kita menghadapi problem untuk pertama kali, berbeda kalau kita menghadapinya untuk ke 10 kali.

Pacaran yang tepat yang perlu dilakukan oleh remaja atau pemuda kita adalah:

  1. Saat pacaran yang terbaik adalah untuk mengenal calon pasangannya ini. Yaitu mengenal pribadinya, karakternya, orangnya, latar belakangnya. Apakah saya bisa hidup dengan dia seumur hidup? Hal ini dapat dilakukan dengan banyak berkomunikasi.

Faktor-faktor yang memperkuat pernikahan adalah:

  1. Mereka harus mempunyai hati yang sungguh-sungguh takut kepada Tuhan, karena orang yang takut akan Tuhan bagaimanapun juga akan memperbaiki diri dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, itu fondasi yang terutama.

Materi yang biasa diberikan pada masa pranikah adalah:

  1. Pernikahan dipandang dari sudut pandang Kristen.

  2. Mengenali diri sendiri, siapakah saya ini. Saya mau tidak hubungan dengan orang lain, pengenalan pribadi satu dengan yang lain.

  3. Komunikasi, bagaimana berkomunikasi dengan baik.

  4. Kemarahan, tentang bagaimana menangani kemarahan.

  5. Komitmen, apakah mereka mau komitmen untuk seumur hidup

  6. Pendidikan seksual, juga tentang anak dan harapan-harapan dalam pernikahan.

Yang biasa dianjurkan atu rekomendasi yang diberikan setelah konseling pranikah adalah:

  1. Menyetujui silakan menikah

  2. Menunda, kalau memang mereka belum siap

  3. Meminta dibatalkan, hal ini dilakukan kalau pasangan tersebut dengan jelas-jelas memperlihatkan ketidakcocokan yang sangat parah dan kalau diteruskan tidak akan cocok, bisa jadi tidak sehat sama sekali hubungan mereka itu.

Galatia 6:2, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu, demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."

Jadi setiap orang yang ingin menikah harus siap memikul beban pasangannya. Bahwa dia masuk ke pernikahan membawa satu beban dan pasangannya pun membawa satu beban yang lain dan dia harus siap memikulnya.