Menghadapi Phk

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T013B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam materi ini kita diajak melihat kembali dampak, latar belakang dan bagaimana kita menghadapi PHK tersebut.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Dampak PHK sangat besar, baik dirasakan oleh pencari nafkah atau pun orang-orang yang bergantung pada si pencari nafkah. Lebih-lebih PHK ini akan lebih memukul pria secara kejiwaan, karena pria cenderung menggantungkan harga dirinya pada kariernya. Sewaktu dia kehilangan karier, dia bukan saja kehilangan pekerjaan tetapi dia juga kehilangan dirinya. Ini berbeda dengan wanita, sewaktu wanita kehilangan karier dia kehilangan pekerjaan, dia tidak kehilangan dirinya. Jadi dampak PHK ini akan lebih berat dirasakan oleh para pria.

Yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut:

  1. Kita harus memahami proses atau dampak PHK pada keluarga.
    Waktu suami kehilangan pekerjaan, dia kehilangan jati diri, dia kehilangan dirinya. Pria-pria yang kehilangan pekerjaan juga mulai mengucilkan diri dari pergaulan sosial. Misalnya dia biasanya rajin terlibat dalam pelayanan gerejawi, bisa jadi dia mulai malas ke gereja, dia mulai malas melayani di gereja karena dia merasa dia tidak lagi mempunyai sesuatu yang bisa dia banggakan atau tawarkan untuk masyarakat. Benar-benar dia merasa seperti orang yang tidak ada artinya.

Masa PHK yang berkepanjangan dapat menyebabkan pria bisa labil secara emosional. Jadi mudah marah, mudah tersinggung, tidak panjang sabar. Karena PHK, akhirnya pria pun cenderung untuk mengisolasi diri, sewaktu mengisolasi diri dia akhirnya menjauhkan diri dari istrinya, dia menjadi orang yang tertutup.

Sikap yang perlu dilakukan seorang istri adalah:;

  1. Jangan panik. Suami bukan menolak, bukan sedang menghempaskan dia keluar dari kehidupan suami tapi suami kesulitan membagi dirinya. Jadi Istri harus tetap mendekati suami;, misalnya mengajak jalan-jalan, malam hari berduaan. Sehingga akhirnya si suami tidak bisa tidak menangkap isyarat dari istri bahwa si istri sedang bersama dengan dia dan si istri terus membangunkan semangatnya

  2. Si istri dan suami harus mulai memikirkan langkah kreatif.(Anak-anak diminta menulis jawabnya dan mendiskusikannya di kelas.)

  3. Tidak meninggalkan Tuhan, meskipun kita belum melihat pemenuhan janji Tuhan. Kita tidak meninggalkan Tuhan sebab janji Tuhan itu pasti terpenuhi namun kapan waktunya memang tidak kita ketahui secara pasti.(Anak-anak diminta menulis jawabnya dan mendiskusikannya di kelas.)

Mazmur 91:14,15 berkata: "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya."

Jadi yang menjadi kunci pada saat mengalami PHK adalah hati kita terus melekat kepada Tuhan dan kita mengenal siapa Tuhan kita, bahwa nama Tuhan kita adalah penyelamat, Yesus adalah penyelamat dan Dia adalah penolong kita. Jadi kita terus berseru kepadaNya dan Tuhan berjanji Dia akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan.