Membatasi Keintiman Selama Berpacaran

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T104B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Keintiman fisik seharusnya bagian terbelakang atau terakhir dalam masa persiapan memasuki pernikahan. Jadi keintiman yang harus dikedepankan pada masa berpacaran adalah keintiman yang bersifat emosional.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Keintiman seksual itu atau keintiman fisik seharusnya bagian terbelakang atau terakhir dalam masa persiapan memasuki pernikahan. Jadi keintiman yang harus dikedepankan pada masa berpacaran adalah keintiman yang bersifat emosional. Misalnya kepribadian kita dengan dia, diri kita dengan dia apakah bisa menyatu, apakah bisa saling mengerti dan mengisi satu sama lain, itu yang paling penting. Terakhir keintiman seksual, ini dilakukan pada masa pernikahan, kalau terbalik kita hanya mengundang bencana di kemudian hari.

Akibat orang mengedepankan keintiman seksual lebih daripada yang lainnya adalah:

  1. Akan melahirkan beberapa perasaan negatif, rasa bersalah. Kalau kita mempunyai nilai moral yang melarang kita untuk berhubungan seksual sebelum menikah, melakukan hubungan seksual sebelum menikah tidak bisa tidak akan melahirkan rasa bersalah.

  2. Menimbulkan perasaan cemas, rasa cemas ini terutama dialami oleh para wanita karena mereka takut akan kehamilan, mereka takut sekali ini akan membuahkan sebuah atau seorang bayi.

  3. Perasaan takut, rasa takut karena terutama juga dialami oleh wanita. Setelah dia memberikan tubuhnya dia takut sekali pasangannya itu akan meninggalkan dia, nah kalau dia wanita dan dia ditinggalkan, pertanyaannya adalah kalau saya nanti berpacaran atau menikah dengan orang lain, penjelasan apa yang akan saya berikan?

Pernikahan harus dilandasi perasaan yang positif, kalau waktu berpacaran diisi dengan perasaan-perasaan negatif itu modal yang tidak positif, tidak baik untuk membangun pernikahan. Masa berpacaran masa yang membawa kita ke masa berikutnya yaitu pernikahan, jadi kalau diisi dengan perasaan-perasaan kecewa, marah, benci, tidak hormat, perasaan khawatir, takut kehilangan dia, perasaan cemas akhirnya bukankah itu akan menjadi perasaan-perasaan yang tidak sehat dalam pernikahan nantinya.

Anjuran bagi yang sedang berpacaran:

  1. Kita jangan memulai, jangan menyentuh-nyentuh, melihat-lihat bagian badan yang memang sangat erotis.

  2. Hindarkan pertemuan di tempat tertutup, jangan sampai kita memulai kebiasaan buruk yaitu selalu bertemu di tempat di mana tidak ada orang.

Amsal 5:21, "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan dan segala langkah orang diawasinya." Kalau kita mempunyai kesadaran yang terus-menerus bahwa Tuhan mengawasi kita dan langkah hidup kita ini terbuka di hadapan Tuhan, saya kira kita menjadi orang yang lebih kudus, lebih berhati-hati dalam kekudusan kita. Jadi ingat bahwa Tuhan mengawasi, bahwa Tuhan melihat, kita mungkin berpikir tidak ada yang melihat, Tuhan melihat dan nanti Tuhan yang akan menuntut pertanggungjawaban kita. Apapun yang kita lakukan itu akan mengundang konsekuensi dan konsekuensi itu nanti kita jugalah yang harus menanggungnya.