Masalah Dalam Pelayanan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T444B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu keluhan yang kadang terlontar dari mulut kita yang terlibat dalam pelayanan adalah begitu banyaknya masalah yang mesti dihadapi. Ya, memang banyak masalah timbul dalam pelayanan. Setidaknya kita dapat menggolongkan semua masalah pelayanan ke dalam tiga abstrak yaitu masalah (a) relasi, (b) moral dan (c) uang. Marilah kita melihatnya dan membicarakan cara untuk mengatasinya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Salah satu keluhan yang kadang terlontar dari mulut kita yang terlibat dalam pelayanan adalah begitu banyaknya masalah yang mesti dihadapi. Ya, memang banyak masalah timbul dalam pelayanan. Setidaknya kita dapat menggolongkan semua masalah pelayanan ke dalam tiga kategori yaitu (a) relasi, (b) moral dan (c) uang. Marilah kita melihatnya dan membicarakan cara untuk mengatasinya.

Masalah Relasi

Salah satu penyebab retaknya relasi dalam pelayanan adalah ketersinggungan. Begitu sering kita mendengar berita konflik yang terjadi oleh karena seseorang merasa tersinggung. Sesungguhnya rasa tersinggung bersumber dari kegagalan untuk menyangkal diri. Dengan kata lain, masalah ketersinggungan adalah masalah ego. Makin BESAR ego, makin cepat kita merasa tersinggung. Dan makin RAPUH ego, makin mudah kita tersinggung. Ego yang besar adalah diri yang beranggapan bahwa saya hebat dan bahwa orang mesti memberi penghargaan kepada saya. Sedangkan ego yang rapuh adalah diri yang beranggapan bahwa saya lemah dan tidak berharga dan bahwa orang sengaja menghina saya. Baik ego yang besar maupun ego yang rapuh akhirnya menjadi diri yang cepat tersinggung sehingga terus berkonflik dengan sesama. Selalu ada saja kesalahpahaman yang terjadi. Sebagaimana disinggung di atas kuncinya adalah menyangkal diri. Sebagaimana dikatakan di Alkitab, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yohanes 3:30) Jadi, barang siapa melayani Tuhan, makin hari Tuhan akan harus makin besar di dalam dirinya supaya diri makin mengecil. Jangan pikirkan kepentingan pribadi; selalu ingat kepentingan bersama.

Masalah Moral

HAL KEDUA YANG KERAP MENJADI MASALAH DALAM PELAYANAN ADALAH MASALAH MORAL, TERUTAMA YANG BERKAITAN DENGAN NAFSU SEKSUAL. Oleh karena keakraban dan kepercayaan yang terjalin maka kadang kita lupa batas dan melewati garis. Kita terus membiarkan rasa suka berkembang dan malah menciptakan kesempatan supaya dapat bersama orang yang kita sukai itu. Akhirnya asmara terjalin dan kita jatuh ke dalam dosa moral. Iblis tahu bahwa kita mudah tertarik dengan orang yang kita kagumi dan percaya. Itu sebab Iblis masuk ke tengah kelompok orang yang melayani Tuhan--orang yang berkehidupan baik, di mana terjalin rasa percaya yang kuat di antara sesama pelayan. Iblis tahu begitu kita jatuh ke dalam dosa maka kita tidak lagi dapat menjadi pelayan Tuhan yang efektif. Iblis tahu ia tidak dapat menghalangi Tuhan; ia hanya dapat menghalangi kita. Itu sebab ia menggunakan kejatuhan moral sebagai senjata yang ampuh untuk melumpuhkan anak-anak Tuhan. Di dalam pelayanan kita harus menjaga keseimbangan antara KEAKRABAN dan KETERPISAHAN. Di satu pihak kita mesti mengembangkan relasi agar terjalin kasih dan kesatuan. Di pihak lain kita harus menjaga keterpisahan supaya tercipta kekudusan dan respek. Jadi kita mesti memisahkan antara pelayanan dan pribadi.

Masalah Keuangan

Berkat Tuhan berbentuk pelbagai rupa, salah satunya adalah uang. Sungguhpun uang dapat digunakan Tuhan sebagai berkat, kita tetap harus berhati-hati. Ingatlah: karena uang pelayanan hancur dan karena uang kehidupan rusak. Ada dua hal yang terkait dengan uang yang kerap menjadi masalah besar: (a) ketamakan dan (b) keangkuhan. Uang berpotensi memunculkan KETAMAKAN. Makin banyak uang, makin kita menginginkan uang. Kita merasa tidak cukup karena makin banyak uang, makin kita menambahkan daftar kebutuhan yang mesti dipenuhi dengan uang. Kita juga makin menginginkan uang karena secara harfiah, uang membawa bukan saja ketenteraman, tetapi juga kebahagiaan--kendati sementara. Itu sebabnya dengan mudah uang dapat membangkitkan ketamakan dalam diri kita. Uang berpotensi memunculkan KEANGKUHAN. Dengan uang kita dapat membeli bukan saja barang, tetapi juga STATUS. Singkat kata makin banyak uang, makin tinggi status kita di mata orang. Dan makin tinggi status, makin terbuka pintu keangkuhan. Kita merasa lebih tinggi dari kebanyakan orang dan kita mulai mengukur orang berdasarkan uang yang dimilikinya.

Itu sebabnya begitu uang mulai berlimpah dalam pelayanan, berlimpah pulalah masalah dan dosa. Dalam ketamakan kita berpotensi gelap mata dan akhirnya menggelapkan uang. Dalam keangkuhan kita berpotensi jahat dan akhirnya merugikan orang. Itu sebab kita perlu menjaga agar pelayanan bebas dari pengaruh uang yang buruk. Berikut adalah beberapa saran:

* Ciptakan SISTEM PENGAWASAN yang jelas. Ini bukan masalah percaya; ini adalah masalah pertanggungjawaban. Kita harus dapat melaporkan uang yang diterima dan yang digunakan bukan saja kepada Tuhan tetapi juga kepada sesama rekan dan jemaat.

* Ciptakan KRITERIA PENGGAJIAN yang adil dan terbuka. Perusahaan dunia menetapkan makin besar penerimaan, makin besar gaji karyawan, terutama yang berada di pucuk pimpinan. Pelayanan bukan perusahaan. Uang yang diterima bukanlah untuk kepentingan sendiri melainkan untuk perluasan pekerjaan Tuhan. Jadi, tetapkan gaji yang pantas dan gunakan sisa uang untuk perluasan pekerjaan Tuhan.

Firman Tuhan sudah mengingatkan, Karena akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. (1 Tim 6:10) Biasanya kita memulai dengan butuh, yang lama kelamaan berkembang menjadi suka, dan akhirnya berubah menjadi cinta akan uang. Jadi, dari awal jagalah agar daftar kebutuhan tidak makin bertambah panjang.