Distorsi Seks 1

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T377A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan M.K.
Abstrak: 
Distorsi (/dis’tcrsyen/) bermaknaperubahan, penyimpangan, pemutarbalikan, kekacauan, kerusakan.Misal: distortion of the facts = penyimpangan/ pemutar balikan fakta-fakta. Mari kita membahas tujuh distorsiseks, apa saja dampaknya dan apa kebenaran tentang seks itu sendiri dari kacamata firmanTuhan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Distorsi (/dis’tcrsyen/) bermakna perubahan, penyimpangan, pemutarbalikan, kekacauan, kerusakan.

Misal: distortion of the facts = penyimpangan/ pemutarbalikan fakta-fakta.

Ada beberapa distorsi seks dan yang dibahas di sini adalah sebagai berikut:

DISTORSI PERTAMA: SEKS IDENTIK DENGAN DOSA dan TUHAN MEMBENCI SEKS
Dampaknya:
Asumsi ini berdampak rata-rata orang percaya, termasuk para pemuda, orang tua, pendeta dan bahkan gereja cenderung gagap dan menjauhi percakapan, khotbah-khotbah serta pembahasan tentang seks. Ada rasa tabu, malu dan bersalah. Berpikir bahwa seks tidak ada kaitan langsung dengan kekristenan dan Tuhan. Lebih banyak kaitan dengan pelajaran biologi dan perilaku sosial. Jikapun dikaitkan dengan kekristenan, lebih banyak dibahas dari sudut dosa dan larangan.
Berakibat informasi tentang seks yang diterima rata-rata orang percaya berasal dari pelajaran biologi di sekolah, dan lebih banyak lagi yang berasal dari media dan percakapan-percakapan rahasia, termasuk novel, film dan produk pornografi. Dasar Alkitabnya dari Kejadian 2:18, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." dan dari Kejadian 1:27-28, Kejadian 1:31 "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam".
KEBENARANNYA :
Tuhan adalah Pencipta seks bersamaan dengan penciptaan manusia, karena itu seks kudus adanya. Persetubuhan, gairah seksual & prokreasi ditetapkan Allah dan dinikmati manusia sejak penciptaan.

DISTORSI KEDUA: SEKS ITU HANYA UNTUK REPRODUKSI DAN PROKREASI bukan untuk dinikmati.
Dampaknya:
Beberapa orang percaya merasa bersalah jika melakukan hubungan seks, tidak perlu terlalu dinikmati. Melakukannya dengan rasa bersalah, hanya sebagai kewajiban sebagai suami istri saja. Dasar Alkitab dari Amsal 5:18-19, "Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan istri masa mudamu, rusa yang manis kijang yang jelita, biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau dan engkau senantiasa birahi karena cintanya".
KEBENARANNYA:
Seks lebih dari sekadar sebuah cara manusia bereproduksi dan memiliki sebuah sumber kenikmatan biologis. Tujuan sesungguhnya seks adalah untuk membawa seorang suami dan seorang istri masuk ke dalam sebuah relasi yang mengikat dan mengalami kesatuan, dua menjadi satu.

DISTORSI KETIGA : SEKS HANYA HUBUNGAN BIOLOGIS SEMATA.
Dampaknya:
Tidak puas hubungan seks dengan pasangan, mencari ganti tidak apa-apa. Tidak ada perselingkuhan emosi. Orang meremehkan hubungan seks sebatas hubungan biologis saja. Dasar Firman Tuhan dari Kejadian 2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging". Seks itu lebih dari sekadar hubungan biologis tetapi seks itu membawa seorang suami dan seorang istri masuk ke dalam relasi yang saling mengikat dimana dua menjadi satu.
KEBENARANNYA :
Hubungan seks bukan sekadar hubungan biologis, tapi ketika kita melakukan hubungan seks terjadilah pertalian jiwa, pertalian roh. Seks bukan dimensi fisik semata, tapi melibatkan jiwa pria dan wanita menyatu. Hubungan seks tidak boleh dianggap remeh. Ibrani 13:4, "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, janganlah kamu mencemarkan tempat tidur sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah".

DISTORSI KEEMPAT: SEKS SEMATA-MATA BERKENAAN DENGAN HIDUP MANUSIA DAN TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN TUHAN.
Dampaknya:
Keterpisahan kehidupan rohani dan kehidupan seksual. Semakin rohani seseorang maka ia semakin menjauhi seks. Seks tidak membantu kehidupan rohani. Dasar Alkitabnya dari Kejadian 33:12, "Aku Tuhan mengenal namamu dan engkau, umat-Ku mendapat kasih karunia dari hadapan-Ku".
KEBENARANNYA :
Seks memiliki dimensi spiritual, merupakan cara Allah menjelaskan kesatuan Allah dan manusia dan sekaligus membawa manusia makin menghayati relasinya dengan Allah. Lewat relasi seks ini Allah ingin manusia mengerti bagaimana kesatuan antara Allah dan manusia.

DISTORSI KELIMA : KETIKA MUNCUL FANTASI SEKS, SAYA MENGINGINKAN HUBUNGAN SEKS.
Dampaknya:
Obsesinya pornografi, masturbasi dan kehidupan seks yang menyimpang. Tidak memunyai emosi dan relasi yang kering dengan orang-orang terdekatnya.
KEBENARANNYA :
Tidak melulu hubungan seks tapi kita harus memerhatikan aspek relasi dan emosi. itu yang harus disuburkan/dipelihara untuk mengantisipasi supaya kita tidak terjatuh oleh dosa seksual karena tergoda fantasi seksual.

DISTORSI KEENAM : KESEJATIAN LAKI-LAKI DIUKUR DARI KEHIDUPAN SEKSNYA.
Dampaknya:
Kehebatannya diukur dari kehidupan seksnya
KEBENARANNYA :
Kesejatian kita sebagai laki-laki adalah keserupaan dengan Kristus. Laki-laki sejati adalah pemimpin yang mengayomi, melindungi, melayani, berkorban dan memberi ketegasan, memimpin dengan lemah lembut.

DISTORSI KETUJUH : MANUSIA LAJANG YANG TIDAK PERNAH BERHUBUNGAN SEKS MENGALAMI SEKSUALITAS YANG PINCANG.
Dampaknya:
para lajang kebanyakan dipandang ‘sebelah mata’. Para anggota jemaat gereja yang lajang lebih mudah tersisih dari pelayanan pastoral gereja.
KEBENARANNYA :
Seksualitas bukan hanya soal hubungan seks. Kepenuhan seksualitas dialami dalam persahabatan intim mesti tanpa pengalaman erotik. Ketika seorang pria dan wanita menikmati percakapan dari hati ke hati dalam suasana senja sambil minum teh atau kopi, mereka sedang mengalami kepenuhan seksualitasnya! Relasi dan keintiman tanpa erotisme pun itu sudah penuh secara seksual. Justru yang kasihan bagi yang sudah menikah, miskin dalam hal relasi dan emosi dengan pasangan nikah kita.

PESAN PENUTUP :
I Petrus 1:14-15, "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Seringkali kekudusan diidentikkan dengan penderitaan, kering; itu juga sebuah distorsi.
KEBENARANNYA :
di dalam kekudusan itulah sukacita kita, kepenuhan, kemaksimalan kita sebagai laki-laki dan perempuan. Kemaksimalan dalam seksualitas kita ada dalam kekudusan hidup kita. Itu rancangan yang telah Allah buat.