Bekerja dan Berhikmat

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T311A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Tuhan tidak menciptakan satu kelas masyarakat. Tuhan membiarkan masyarakat berkembang sehingga menjadi sebuah kumpulan manusia dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Tuhan mengaruniakan berkat kekayaan yang berlainan kepada manusia. Namun Tuhan memberi kepada kita panduan untuk hidup dengan bijak, panduan yang relevan baik untuk kita yang berekonomi tinggi maupun rendah, antara lain : Kita harus Menabung, Kita harus Mencoba, Kita harus Melihat ke Depan, Kita harus Berserah dan Kita harus Memelihara Persahabatan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tuhan tidak menciptakan satu kelas masyarakat. Tuhan membiarkan masyarakat berkembang sehingga menjadi sebuah kumpulan manusia dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Singkat kata Tuhan mengaruniakan berkat kekayaan yang berlainan kepada manusia. Namun demikian Tuhan memberi kepada kita panduan untuk hidup dengan bijak—panduan yang relevan baik untuk kita yang berekonomi tinggi maupun rendah.

Berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya :

  1. KITA HARUS MENABUNG.
    Biasakanlah untuk tidak menghabiskan uang yang diterima, sebaliknya, biasakanlah untuk menabung. Pengkhotbah 11:1-2 berkata, "Lemparkanlah rotimu ke air maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. Berikanlah bahagian kepada tujuh bahkan kepada delapan orang karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi."
  2. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dan kebutuhan apakah yang akan datang, jadi senantiasa bersiaplah. Namun, jangan sampai kita hidup seakan-akan tidak ada Tuhan. Menabung adalah kebiasaan yang baik sekaligus merupakan bentuk pertanggungjawaban kita terhadap hidup yang dipercayakan Tuhan pada kita.
  3. KITA HARUS MENCOBA.
    Kesempatan datang kepada orang yang rajin bukan yang malas. Pengkhotbah 11:6 mengingatkan, "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari karena engkau tidak mengetahui apa ini atau itu yang akan berhasil atau keduanya sama baik." Apa pun jenis pekerjaannya, asalkan halal, kerjakanlah sebab kesempatan berikut datang sewaktu kita tengah bekerja, bukan melamun. Jangan takut gagal. Sudah tentu kita mesti memerhitungkan segalanya dan tidak bertindak gegabah namun pada akhirnya kita mesti mengambil risiko. Bila kita melihat bahwa usaha kita tidak membuahkan hasil, hentikan dan jangan paksakan. Selalu ingatlah, Tuhan yang membukakan pintu kesempatan, bukan kita. Jadi, jangan lupa berdoa meminta pertolongan-Nya.
  4. KITA HARUS MELIHAT KE DEPAN.
    Kita harus mengingat sejarah dan pengalaman masa lampau agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama. Akuilah kegagalan apa adanya, belajarlah darinya, kemudian berjalanlah terus. Jangan berkubang di kolam penyesalan, sebaliknya bangkitlah dan mulailah kembali. Jangan terus membandingkan kondisi sekarang dengan masa lampau, sebab kita tidak hidup di masa lampau melainkan di masa sekarang. Pengkhotbah 7:10 berkata, "Janganlah mengatakan, ‘Mengapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?’ Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu." Tatkala kita melihat ke depan, sesungguhnya kita tengah menaruh pengharapan dan iman pada Tuhan.
  5. KITA HARUS BERSERAH.
    Apa pun yang kita lakukan, mesti ada batasnya. Jangan terus bekerja seakan-akan tidak ada Tuhan dalam hidup ini. Jangan terus bekerja seakan-akan tidak ada lain dalam hidup selain bekerja. Jangan sampai kehilangan keseimbangan hidup. Kita perlu bekerja namun kita harus menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. Pengkhotbah 2:22-24, "Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia. Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah."
  6. KITA HARUS MEMELIHARA PERSAHABATAN.
    Kita tidak bisa hidup sendiri sebab Tuhan tidak mendesain kita untuk hidup sendiri. Kita membutuhkan satu sama lain terutama di saat kita lemah. Jadi, peliharalah persahabatan agar kita dapat saling menolong dan memberi dorongan. Pengkhotbah 4:9-10, "Berdua lebih baik daripada seorang diri karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang akan mengangkat temannya . . . ."