Bila kita menyelidiki Alkitab, kita akan menemukan bahwa 15 persen dari segala sesuatu yang Yesus katakan berhubungan dengan topik uang dan harta milik—ini lebih banyak dari pengajaran-Nya tentang surga dan neraka. Yesus memberi perhatian sedemikian besar kepada uang dan harta milik, karena ada suatu keterkaitan yang erat antara hidup rohani kita dengan bagaimana kita berpikir dan mengelola uang. Kita bisa saja mencoba memisahkan iman kita dari keuangan kita, namun Allah melihatnya sebagai hal yang tidak terpisahkan.
Coba kita lihat sepintas Lukas 3. Yohanes Pembaptis sedang berkhotbah kepada orang banyak yang berkumpul untuk mendengarnya dan dibaptiskan. Tiga kelompok yang berbeda bertanya kepada Yohanes Pembaptis tentang apa yang harus mereka lakukan untuk menghasilkan buah pertobatan. Yohanes memberi tiga jawaban:
Setiap jawaban berhubungan dengan uang dan harta milik. Padahal tidak ada seorangpun dari 3 kelompok yang berbeda ini (orang banyak, petugas pajak dan tentara) yang memertanyakan hal itu. Disini menjadi jelas bahwa pendekatan kita kepada uang dan harta milik tidak hanya penting, tetapi sentral bagi kehidupan rohani kita. Ini menempati skala prioritas yang tinggi bagi Allah sehingga Yohanes Pembaptis tidak bisa bicara tentang kerohanian tanpa berbicara tentang bagaimana mengelola uang dan harta milik.
Dalam Lukas 19:8 [1] Zakheus mengatakan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.- "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini- (ayat 9). Pendekatan Zakheus yang radikal terhadap uang membuktikan bahwa hatinya telah berubah. Kesimpulannya, dari kedua bagian kisah ini kita melihat keterkaitan erat antara uang dan harta milik dengan kehidupan rohani kita.
Mari kita buka Alkitab pada Injil Lukas 12:13-48 [2]. kita bisa mendapati TIGA PANDANGAN YESUS TENTANG UANG.
Mazmur 49:17-18 [3] mengatakan: "Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia-. John Rockefeller adalah seorang pria terkaya yang pernah hidup. Setelah kematiannya seseorang bertanya kepada akuntannya, "Berapa banyak uang yang ditinggalkan John Rockefeller?- Jawabannya sangat klasik. "Ia meninggalkan…semuanya-. Tindakan memberi adalah suatu peringatan yang hidup bahwa semuanya adalah tentang Allah, bukan tentang kita. Memberi memberitahu bahwa saya bukanlah pokok, Dialah yang pokok. Dia ada bukan untuk saya. Saya ada untuk Dia. Memberi adalah menegaskan Ketuhanan Kristus bahwa Kristus benar-benar Tuhan, Tuan atas hidup kita. Memberi menurunkan saya dari takhta dan meninggikan Dia. Memberi memutuskan rantai mamon yang mau memperbudak saya. Sepanjang saya memiliki sesuatu, saya percaya saya memilikinya. Tetapi tatkala saya memberikannya, saya melepaskan kendali, kuasa dan prestise yang datang bersama kekayaan itu. Pada saat pelepasan terjadi terang bersinar. Pikiran saya menjadi jernih dan saya mengakui Allah sebagai pemilik, diri saya sendiri adalah hamba dan orang lain adalah ahli waris yang dimaksud dari apa yang Allah percayakan kepada saya. Hanya memberi yang menghancurkan demam kekayaan. Hanya memberi yang tahan menghadapi roh berhak atas sesuatu. Hanya memberi yang membebaskan kita dari gravitasi berpegang pada uang dan milik. Memberi memindahkan saya kepada sebuah pusat gravitasi baru: surga. Dengan bermurah hati, maka kita dengan sendirinya mematahkan mata rantai kekhawatiran yang mudah melanda kita.
Ringkasan T496A [7]+B [8]
Oleh: Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Simak judul-judul lainnya dalam kategori "PENDIDIKAN" di www.telaga.org [9]
Saya terlibat dalam pelayanan dan ada seorang wanita yang dekat dengan saya. Awalnya saya biasa saja, akan tetapi karena kami ‘chatting’ tiap hari, saya mulai tertarik mengenal dia lebih dalam. Dalam masa perkenalan ini, ada sebagian karakternya yang saya kurang sukai seperti marah berhari-hari hanya karena masalah sepele dan menurut saya ia seorang yang "judes-; kami sudah dekat selama 6 bulan ……dan saya memertimbangkan hal ini serta menganggap setiap wanita ada plus minusnya dan tidak sempurna. Semakin lama kami semakin akrab dan dekat, layaknya seperti orang berpacaran tanpa status, dia berani memajang foto kami di instagram dan menunjukkan sinyal cemburu saat saya menyebutkan wanita lain. Untuk memastikan, saya menyatakan perasaan saya kepadanya dan dia menolak. Saya merasa sedih karena dia mulai menjauh dan saya merasa kehilangan……..
Saya agak merasa dilema karena kalau lama-lama memendamnya, perasaan saya akan semakin tumbuh semakin dalam dan itu akan menyiksa jika bertepuk sebelah tangan atau masuk dalam ‘friend zone’. Bila saya ungkapkan, saya akan kehilangan persahabatan dengannya.
Pertanyaannya :Sdr. AT yang dikasihi Tuhan,
Terima kasih atas keterbukaan dan kepercayaannya kepada Telaga. Sebagaimana yang Sdr. AT ungkapkan, relasi pertemanan dengan teman wanita ini memang sudah akrab dan dekat. Keakraban dan kedekatan ini salah satunya ditandai dengan relasi pertemanan yang sudah melibatkan perasaan ketertarikan Saudara padanya. Saya menghargai keberanian Saudara menyatakan perasaan kepadanya. Menurut saya, itu tindakan yang tepat dan "gentle -- untuk memastikan apakah ia juga memiliki perasaan ketertarikan yang sama atau tidak. Meski ternyata hasilnya tidak sesuai harapan dan membuat hati Saudara sedih, namun sekali lagi saya mengapresiasi keberanian Saudara. Karena relasi ini adalah relasi pertemanan lawan jenis yang sudah melibatkan perasaan, untuk saat ini saran saya sebaiknya Saudara memang belajar membatasi relasi ini hanya sebatas relasi kerja sama dalam pelayanan. Intensitas komunikasi sebaiknya dikurangi dan dibatasi hanya untuk hal-hal profesional terkait pelayanan, tidak lagi menyinggung hal-hal yang pribadi. Sampai kapan? Setidaknya sampai Saudara sudah dapat menetralisir perasaan Saudara terhadap teman tersebut dan umumnya ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab jika tidak, seperti yang Saudara katakan, perasaan ini dapat bertumbuh semakin mendalam dan semakin menyiksa batin Saudara.
Kiranya Tuhan Yesus menolong, memulihkan dan menguatkan hati Saudara.
Salam : HendraLukas 15:11-32 [10]
Oleh: Deby Johannis, S.Kom. M.Div. *)
Pernahkah saudara kehilangan barang yang sangat mahal nilainya? Seberapa usaha Anda untuk mendapatkannya kembali? Biasanya semakin mahal barang, maka semakin besar usaha kita untuk mencarinya dan mendapatkannya kembali. Tapi bagaimana jika yang hilang adalah orang, bukan orang yang disayang, tetapi orang yang tidak kita sukai, yang pernah menyakiti hati? Apakah kita akan berusaha keras untuk mencari dia? Biasanya tidak. Tetapi itulah yang dilakukan Allah Bapa di sorga bagi kita. Dia mengasihi orang berdosa, mencarinya dan akan bersukacita ketika satu orang berdosa bertobat. Perumpamaan anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32 [10] menyatakannya.
Pertama, si bungsu. Dengan jiwa mudanya yang labil, mungkin dia merasa bosan membantu ayahnya di rumah, ia ingin lepas dari didikan orang tua dan hidup bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.Untuk itu, ia meminta harta warisan, padahal ayahnya masih hidup. Dengan melakukan ini, sama saja ia berharap ayahnya cepat mati. Setelah menerima warisannya yakni kurang lebih 1/3 harta, ia menjual semua harta miliknya dan pergi ke negeri yang jauh. Disana ia memboros-boroskan hartanya dengan hidup berfoya-foya, tidur bersama pelacur sampai ia menjadi bangkrut ketika terjadi kelaparan di negeri itu. Keterpurukan hidupnya mencapai titik terendah ketika ingin makan makanan babi pun ia tak bisa, padahal babi adalah binatang yang menjijikkan bagi orang Yahudi. Bersyukur kisah tidak berhenti disitu. Krisis yang dialami si bungsu justru menjadi titik balik hidupnya. Ia menyadari keadaannya yang buruk dan ia bertobat. Ia kembali pada ayahnya, meminta pengampunan dan dengan penuh kasih ayahnya menyambut, mengampuni dan berpesta untuk merayakan kepulangannya.
Namun sikap yang sama tidak dimiliki si sulung. Si sulung nampaknya tipe anak yang setia berbakti pada orang tua. Ketika mengetahui bahwa ada pesta untuk menyambut adiknya yang brengsek kembali, ia menjadi marah dan tidak mau masuk ke rumah. Dia ‘ngambek’ dan dalam kemarahannya, terlihatlah jati dirinya yang sebenarnya. Kalimat di ayat 29, "Telah bertahun-tahun aku melayani -- dalam terjemahan NEB (New English Bible): "I have slaved for you all these years-. Ternyata selama ini, meski dia ada di dalam rumah, bekerja keras membantu ayahnya, namun dia tidak merasa dikasihi sebagai anak, justru ia merasa diperbudak oleh ayahnya. Benarkah ayahnya memerlakukannya sebagai budak? Jawabannya bijaksana sang ayah menyangkalnya. Si sulung punya segalanya, bisa menikmati segalanya, tapi nampaknya dia tidak mengenal hati ayahnya yang penuh kasih.
Jika para pemungut cukai, pelacur melukai hati Allah dengan terang-terangan hidup jauh dari persekutuan dengan Dia dan firman-Nya, maka para ahli taurat dan orang Farisi justru melukai hati Allah dalam kepalsuannya. Tampak dekat dan sibuk melayani, tapi sebenarnya hatinya jauh. Mereka berdua sama-sama terhilang, bedanya yang satu sadar bahwa dia terhilang dan yang satu tidak sadar bahwa dia terhilang.
Dalam gereja masa kini, juga ada orang-orang seperti si bungsu dan si sulung. Peter Scazzero dalam bukunya "Emotionally Healthy Spirituality -- mengutip sebuah penelitian tentang orang-orang yang meninggalkan gereja, sebuah kelompok yang makin besar jumlahnya tahun-tahun terakhir ini. Bisa dikatakan mereka terhilang:
Adakah saudara termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut? Jika ya, ingatlah bahwa Allah Bapa sangat mengasihi saudara dan menantikan saudara pulang. Mencari orang yang berdosa dan menyelamatkannya dari kebinasaan adalah hal yang terpenting bagi hati Allah. Bahkan satu saja orang yang bertobat, seluruh sorga bersukacita. Itulah sebabnya Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal. Lukas 19:10 [11], Yesus berkata, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.- Sekarang pertanyaannya, maukah si sulung mendengar suara-Nya dan bertobat kembali kepada-Nya?
*) Salah seorang konselor PKTK SidoarjoBulan Agustus dikenal dengan bulan "Merah Putih" karena bendera merah putih dikibarkan sebulan penuh! Pada tanggal 17 Agustus 2024 kita telah memeringati ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-79 dengan tema "NUSANTARA BARU, INDONESIA MAJU", diperingati sekaligus di 2 tempat yaitu di Ibukota Nusantara, Kalimantan Timur dan juga di Istana Merdeka, Jakarta. "DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA".
Links
[1] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+19:8
[2] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+12:13-48
[3] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mzm+49:17-18
[4] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+12:35-48
[5] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+12:35
[6] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mzm+24:1
[7] https://telaga.org/audio/uang_dan_harta_i
[8] https://telaga.org/audio/uang_dan_harta_ii
[9] http://www.telaga.org
[10] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+15:11-32
[11] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Luk+19:10
[12] https://telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga