Berita Telaga Edisi No. 146 /Tahun XIII/Januaru 2017
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645
Email: telagatelaga.org
Website: http://www.telaga.org [1] Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y.
Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
SEKS TERUS MENGETUK PINTU
Dewasa ini tidak ada dosa yang lebih berbahaya daripada dosa seksual. Begitu banyak anak Tuhan yang jatuh ke dalam dosa seksual dan begitu banyak anak Tuhan yang menjauh — dan adakalanya meninggalkan Tuhan — karena jatuh ke dalam dosa seksual. Masalah utama dengan dosa seksual adalah, ia tidak pernah berhenti mengetuk pintu hati kita. Kendati kita telah mengusirnya dan membentengi pintu pertahanan setebal mungkin, dosa seksual terus mengetuk — dan kita terus dapat mendengar ketukan itu. Akhirnya ada yang bertahan, tetapi ada pula yang tidak. Pintu pun dibuka, dosa pun masuk. Berikut akan dipaparkan beberapa pintu yang kerap digunakan dosa seksual untuk masuk dan saran untuk bertahan.
Jika demikian kuatnya dosa seksual mengetuk pintu, apakah yang dapat kita perbuat untuk menangkal godaan besar ini? Berikut akan diberikan beberapa saran:
PERTAMA, kita harus berjalan dengan TUHAN.
Firman Tuhan di Mazmur 119:9 [2] mengingatkan, "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai Firman-Mu." Ya, kita mesti datang kepada-Nya setiap hari. Kita mesti berdoa serta diisi dan dibasuh oleh Firman Tuhan setiap hari sebab doa dan Firman Tuhan adalah satu-satunya kekuatan, yang dapat melindungi kita dari pencobaan seksual.
KEDUA, kita harus berjalan dengan ANAK-ANAK TUHAN.
Firman Tuhan di Mazmur 119:63 [3] berkata, "Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu." Pergaulan berpotensi besar membawa kita DEKAT dengan atau JAUH dari Tuhan. Itu sebab kita harus memilih teman yang dapat membawa kita lebih dekat dengan Tuhan. Hindarilah teman yang dapat menjerumuskan kita ke perangkap dosa, termasuk dosa seksual.
KETIGA, kita harus bersikap dan berperilaku sebagai anak-anak Tuhan.
Pada masa berpacaran datanglah kepada hamba Tuhan, mintalah kesediaannya untuk mendengar pertanggungjawaban kita. Dalam berelasi, jangan mengaburkan batas, sebaliknya pertegas batas. Jangan merayu orang; sebaliknya hormati orang dan ingatlah akan suami, istri atau keluarganya. Sewaktu digoda oleh istri Potifar majikannya, Yusuf menjawab (Kejadian 39:8-9 [4]), "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya daripadaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau istrinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Yusuf menghormati kepercayaan yang diterimanya dan ia tidak mau menyalahgunakan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Yusuf pun takut berdosa kepada Tuhan. Semua ini memegangnya dengan erat sehingga ia tidak jatuh ke dalam dosa seksual. Ingat, dosa seksual bukan saja merugikan orang, dosa ini pun menghancurkan orang.
Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org [1] dengan kode T480B [5].
TELAGA MENJAWAB
TANYA
Shalom, Saya perempuan Kristen sejak kecil. Saya tidak mendapat pendidikan mengenai seks dari orang tua saya. Ketika usia SD menjelang SMP, karena tidur dalam 1 kamar dengan orang tua, saya sering melihat mereka berhubungan intim secara diam-diam, karena saya terbangun.
Saat itu saya tidak mengerti apa sesungguhnya yang mereka lakukan. Namun ketika dewasa dan sudah pernah mendapat pengetahuan mengenai seks, bayangan tersebut masih melekat di ingatan saya dan membuat saya penasaran. Karena saya tidak pernah memiliki pemahaman mengenai hal-hal berbau seks, termasuk pengetahuan mengenai organ intim saya sendiri.
Berawal dari ketidaksengajaan ketika browsing video di Youtube, akhirnya beberapa kali saya menonton video-video berbau pornografi. Saya mulai menjamah area intim saya dan bermasturbasi. Hal tersebut tidak berlangsung setiap hari, hanya pada saat tertentu.
Selanjutnya saya memiliki seorang kekasih WNA. Dia seorang Kristen dan sudah berpengalaman seks ketika dia belum bertobat. Namun ketika bersama saya, dia kerap kali menciptakan situasi yang intim dan mengarahkan saya untuk bercumbu dengan dia. Walaupun saya beberapa kali menonton video berbau pornografi, tapi saya tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi. Karena itu dia dengan mudah merayu saya, hingga kami hampir berhubungan intim. Namun saat itu saya tersadar dan menolaknya. Setelah itu pada beberapa kesempatan dia masih merayu saya dengan berbagai trik, untungnya saya tidak mau.
Saat ini kami sudah putus namun bayangan mengenai apa yang telah kami lakukan terus menghantui saya, membuat saya merasa berdosa dan kotor. Saya mengikuti perkataan iblis yang menghasut pikiran saya, bahwa saya sudah kotor, jadi tidak ada bedanya jika saya berbuat dosa lagi. Sehingga saya kadang kadang masih menonton video berbau pornografi dan melakukan masturbasi.
Saya sudah berdoa memohon ampun dan memohon kekuatan dari Tuhan untuk meninggalkan dosa ini. Saya bertekad ingin lepas dari dosa ini namun saya perlu bimbingan dalam melakukannya. Saya mohon bantuan dan bimbingannya. Terima kasih.
JAWAB
Shalom, Pertama-tama terima kasih atas keterbukaan Saudari untuk menceritakan pergumulan yang sedang dialami dan mencari pertolongan. Ini adalah langkah awal yang baik menuju pemulihan.
Apa yang Saudari alami di masa masih sekamar dengan orang tua merupakan salah satu pemicu bagi pergumulan terkait pornografi. Pada usia itu Saudari belum mampu memahami dengan baik apa yang sering saksikan sehingga menimbulkan rasa penasaran di kemudian hari.
Saya bersyukur Saudari sudah putus dengan kekasih itu, yang sekalipun Kristen nampaknya bukan merupakan kekasih yang baik.
Saat Saudari sungguh-sungguh mengakui kesalahan terkait kehidupan yang tidak kudus dan pornografi, sungguh-sungguh bertobat dan meminta ampun kepada Tuhan maka Tuhan sudah mengampuni Saudari. Di sisi lain Saudari perlu mengampuni diri sendiri sehingga tidak terus ‘menghakimi’ diri sendiri atau memercayai tuduhan/tipuan dari si jahat bahwa Saudari tetap sebagai seorang pendosa dan kotor.
Keinginan untuk lepas dari pornografi membutuhkan usaha kuat dan ketegasan diri, antara lain Saudari perlu mewaspadai kapan, pada situasi apa Saudari mudah ‘jatuh’ untuk mengakses pornografi, cari upaya-upaya untuk menghindari atau mengalihkan situasi itu ke hal yang lebih aman/positif. Misalnya ketika Saudari sendirian di kamar maka akan cenderung berpikir tentang pornografi, maka tetapkan hal lain apa yang dapat dilakukan supaya tidak mudah terjebak dalam situasi itu, mungkin sebaiknya keluar mencari teman atau memutar musik rohani, membaca buku dan sebagainya. Beranilah tegas untuk menyingkirkan hal-hal yang memicu kejatuhan, misalnya dengan menghapus aplikasi Youtube yang ada di laptop/handphone.
Jika Saudari memang sulit untuk melepaskan pergumulan ini, saya sangat menyarankan Saudari dapat menghubungi konselor yang terdekat dengan tempat tinggal Saudari sehingga dapat menjalani proses konseling dengan lebih mendalam dan tidak hanya melalui email. Seringkali pergumulan tentang pornografi berakar dari masalah lain yang lebih mendasar yang bisa dibantu digali melalui proses konseling.
Salam: Stefani Sutedjo
DOAKANLAH:
Links
[1] http://www.telaga.org
[2] http://alkitab.mobi/tb/Mzm/119/9/
[3] http://alkitab.mobi/tb/Mzm/119/63/
[4] http://alkitab.mobi/tb/passage/kejadian+39%3A8-9
[5] https://telaga.org/audio/seks_terus_mengetuk_pintu
[6] https://telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga