Tegas Pada Tempatnya
Berita Telaga Edisi No. 65 /Tahun VI/ Januari 2010
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Anak memerlukan disiplin sebab tanpa disiplin anak tidak akan mengalami pertumbuhan yang utuh. Tanpa disiplin, anak cenderung hidup berdasarkan suasana hati dan hasrat belaka, tidak memiliki energi untuk memotivasi diri guna mencapai target. Sikap tegas diperlukan untuk menerapkan disiplin sebab tanpa sikap tegas disiplin akan kehilangan roh kekonsistenannya. Masalahnya adalah kadang kita bersikap tegas tidak pada tempatnya. Alhasil bukan disiplin yang terbentuk melainkan pemberontakan.
Apa artinya bersikap tegas kepada anak?
Bersikap tegas adalah tidak menuruti kehendak atau permintaan anak. Ingat: anak selalu meminta sesuatu pada kita; tugas kita adalah menentukan kapan menuruti keinginannya dan kapan tidak menuruti keinginannya.
Kadang kita keliru menyamakan sikap tegas dengan tindakan berikut ini:
- Suara yang keras. Sikap tegas tidak selalu harus ditunjukkan lewat suara atau teriakan yang keras.
- Disiplin yang keras. Sikap tegas juga tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk pemukulan.
- Aturan yang keras. Sikap tegas juga tidak sama dengan aturan yang keras.
- Tuntutan yang tinggi. Sikap tegas tidak identik dengan tuntutan yang kaku dan tidak mengenal kompromi.
Jadi, bagaimanakah caranya kita dapat bersikap tegas dengan tepat? Pada dasarnya untuk dapat bersikap tegas dengan tepat kita harus mengenal anak dengan baik. Ingat: kita bersikap tegas demi dia, bukan untuk kita (dilihat tegas). Jadi, karena ini untuk kepentingannya, maka kita pun harus memahami kebutuhannya dan apa yang penting baginya. Makin kita mengenalnya, sikap tegas kita makin tepat sasaran. Untuk membedakan untuk siapakah kita bersikap tegas, bertanyalah, "Apakah alasan sesungguhnya saya tidak menuruti keinginannya?" Jika kita jelas mengetahui bahwa sikap tegas ini bukanlah untuk diri kita, silakan gunakan panduan berikut ini.
- Kita perlu bersikap tegas bila kita tahu bahwa keinginannya akan berakibat buruk baginya.
- Kita perlu bersikap tegas bila keinginannya akan merugikan atau melukai orang lain.
- Kita perlu bersikap tegas bila keinginannya akan memberinya keuntungan tetapi melibatkan dosa.
- Kita perlu bersikap tegas bila keinginannya akan membuatnya memandang dirinya secara negatif.
Bila panduan di atas ini tidak berlaku baginya, silakan ikuti keinginannya. Anak pasti menghargai orang tua yang menuruti keinginannya secara bijak.
Firman Tuhan:
"Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak." (Amsal 25:11)
Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi
(Bisa didengar pada situs TELAGA dengan kode audio T235A)
Doakanlah
Bersyukur karena 6 booklet baru yang diterbitkan oleh Literatur SAAT sudah selesai.
Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Kel. Bp. Jumadi R. di Malang sebesar Rp. 3.000.000,- dan dari radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp. 375.000,-.
Doakan untuk Ev. Sonny T.Putra, alumni SAAT, yang saat ini melayani di daerah Banyumas dan bermaksud untuk menghubungi radio-radio setempat yang berminat untuk menyiarkan program Telaga. Beberapa contoh CD Telaga telah dikirimkan untuk ditawarkan.
Doakan untuk tim rekaman yang akan mulai mengadakan rekaman pada bulan Pebruari 2010 ini.
Radio Harmoni FM di Blitar mohon dukungan doa sehubungan dengan dimulainya pembangunan studio dan pemasangan fondasi untuk antene.
Bersyukur untuk royalty dari booklet edisi 1 & 2 sebesar Rp. 5.642.125,- telah diberikan oleh Literatur SAAT.
Doakan untuk Living Waters Leadership Training Conference yang diadakan oleh Yayasan Pancaran Kasih di Bali tgl. 1-6 Pebruari 2010. Salah seorang konselor, Sdri. Betty Tjipta Sari akan mengikuti acara ini.
Doakan untuk Pemerintah R.I. dalam menghadapi gejolak yang ada akhir-akhir ini.
TELAGA Menjawab
Tanya?
Saya memiliki 4 orang anak: sebut saja A (10 tahun), B (6 tahun), C (5 tahun) dan D (3 tahun). A dan B adalah anak angkat saya.
Cerita awalnya seperti ini: suami saya memunyai seorang adik angkat perempuan ( mereka empat bersaudara laki-laki semua sehingga orang tuanya mengangkat seorang anak perempuan), adik perempuan ini hidup bebas sampai mengandung di luar nikah. Pada mulanya ia ingin menggugurkan kandungannya, tapi selalu gagal. Sampai akhirnya lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama A. Ibunya tidak mau memeliharanya, sehingga menjadi tanggung jawab suami saya karena dia anak pertama.
Tetapi ternyata menghadapi si A ini tidak mudah. Ia sulit diatur, suka melawan, susah makan dan sebagainya. Saya merasa putus asa. Saya kadang ingin lari dan lepas dari dia tapi bagaimana? Kalau dikembalikan kepada orang tuanya, jelas tidak mungkin karena ibunya masih bermasalah, tapi kalau dimasukkan ke Panti Asuhan saya juga tidak tega. Si A ini anak yang cuek dan dia tidak mau tahu tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Tapi kalau masalah komputer, yang sangat ingin dia ketahui, maka dia akan terus mencari tahu. Dia cepat sekali mengingat segala sesuatu sampai detail untuk hal yang diminatinya.
Menurut Bapak bagaimana saya harus menghadapi si A ini?
Kemudian ibunya A punya anak lagi dari pria lain, di luar nikah lagi. Pada mulanya dia berjanji akan mengurus anaknya sendiri, namun setelah anaknya lahir yaitu si B, dia tidak mau merawatnya. Dan akhirnya sayalah yang merawatnya.
Berbeda dengan si A, si B ini adalah anak yang penurut dan mudah diatur sehingga saya lebih menyayangi si B dari pada si A. Tidak lama kemudian, saya mengandung dan melahirkan anak dari kandungan saya sendiri.
Jawab!!!
Kami merasa kagum kepada Ibu yang telah menunjukkan kasih yang begitu besar kepada anak-anak tanpa orang tua. Kami menghargai kerelaan ibu merawat si A dan si B - suatu kerelaan yang menuntut harga pengorbanan yang tinggi.
Kami pernah membaca riset yang menunjukkan bahwa anak adopsi memang cenderung bermasalah, terutama anak laki. Rupanya anak merasakan penolakan dari ibu kandung meski pada usia bayi. Itu sebabnya anak adopsi cenderung merasa tidak aman dan membutuhkan perhatian yang besar. Ia pun cenderung "menguji" kesabaran orang tua seolah ingin memastikan bahwa dia "diinginkan" alias tidak ditolak oleh orang tua angkatnya.
Dua hal yang saya dapat sarankan kepada Ibu. Pertama, Ibu dan suami Ibu perlu membicarakan perihal statusnya. Yang penting adalah Ibu mengkomunikasikan komitmen dan kasih Ibu sebagai orang tua. Jangan sampai dia merasakan bahwa Ibu merawatnya sebagai kewajiban belaka. Pada usia belia ini, Ibu tidak perlu menceritakan asal-usul ibu kandungnya kecuali ia bertanya.
Kedua, si A memunyai pola pikir eksploratif, yang membuatnya sangat baik dalam hal "problem solving" yang penuh tantangan. Itu sebabnya ia sangat berminat pada komputer. Namun, tampaknya pola pikirnya yang konkret, kurang abstrak. Akibatnya ia lebih mudah belajar melalui apa yang dilihatnya, daripada melalui apa yang didengarnya atau dibayangkannya. Itu sebabnya ia memerlukan instruksi yang konkret. Kebanyakan anak seperti dia akan mengalami kesulitan belajar di sistem pendidikan Indonesia. Di sini sangat ditekankan kemampuan berpikir abstrak (melalui apa yang didengarkan dan dibayangkan). Sistim pelajaran di sini juga kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi.
Jadi, si A cenderung tidak menyukai pelajaran sekolah, pada akhirnya berprestasi tidak baik. Itu sebabnya ia makin membutuhkan tanggapan positif yang penuh penerimaan di rumah dan ia memerlukan pula kegiatan kompensasi yang menyenangkannya, seperti komputer. Yang harus Ibu lakukan adalah menurunkan tuntutan Ibu dan lebih memfokuskan pada tanggung-jawab belajarnya saja. Hasilnya, tidak terlalu penting. Juga Ibu dapat memberinya banyak pujian atas kemahirannya memakai komputer. Hal ini akan menambah kepercayaan dirinya dan membuatnya merasa dihargai oleh Ibu.
Firman Tuhan di 1 Korintus 15:58 mengatakan: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
Merawat si A adalah "pekerjaan Tuhan"! Biarlah Tuhan menghibur dan menguatkan Ibu.
Buku Tamu
Nama | : | Cicilia P. |
Gereja | : | GMIM Nafiri |
Komentar | : | Saya senang sekali dengan perbincangan yang bisa saya "download" secara gratis. Ini sangat membantu menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan kristen dan sangat mudah dicerna. |
Nama | : | Stefanus Budi S |
Gereja | : | GKJ Gundih |
Jabatan | : | Majelis gereja |
Komentar | : | Saya sangat terbantu dengan program ini paling tidak makin bertambah pengetahuan saya. |
Harapan | : | TELAGA tidak hanya menyediakan "renungan" yang berupa audio, tetapi juga audio visual yang bisa diunduh dan kemudian dijadikan materi pendalamam Alkitab. |
Nama | : | Wisastra M. |
Gereja | : | GBI Puri Indah Jakarta Barat. |
Permohonan | : | Saya mohon izin untuk mencuplik sebagian dari bahan TELAGA, untuk mengisi rubrik konsultasi keluarga di majalah gereja kami yang diberi nama "House of Blessing", karena kami melihat materi yang ada pada situs Telaga sangat bagus dan mengena bagi konteks yang sedang dihadapi masyarakat kita akhir-akhir ini. |
Nama | : | Albert Lo |
Kelompok | : | Komunitas pria Kristen dan Katolik yg tergabung dalam Pria Cool Metro Permata, Ciledug, Tangerang |
Komentar | : | Menurut saya, Website Telaga sangat baik dan beruntung saya dapat menemukan website ini. semoga pelayanan melalui website ini diberkati Tuhan. |
Permohonan | : | Dengan ini kami memohon ijin untuk menggunakan file Audio maupun dokumen yg terdapat dalam situs Telaga untuk pembelajaran di kelompok kami. Komunitas ini terdiri dari 20 kepala keluarga yg rutin bertemu untuk belajar dan bertumbuh bersama2 menjadi pria yang seturut kehendak Tuhan Yesus. |
Menjaga Sikap
Tahukah anda bahwa sikap merupakan kunci keberhasilan?
Betapa pun pintarnya seseorang jika tidak memiliki sikap yang baik, ia tidak akan bisa meraih sukses yang maksimal. Sikap yang baik dapat membentuk karakter yang menyenangkan. Ini akan membuat mereka memunyai karisma menuju kesuksesan.
Suatu kepribadian yang menyenangkan mudah dikenali, namun sukar digambarkan. Dikenali dari cara berjalan, berbicara, nada suaranya, kehangatan sikapnya dan derajat kepercayaan dirinya juga senyumnya.
Senyum inilah yang merupakan kesan pertama diberikan pada orang lain. Beberapa orang tidak pernah hilang daya tariknya karena bertambah usia. Daya tarik mereka mengalir dari muka yang penuh senyum dan hati yang bersih.
Untuk meraih sukses, anda juga harus memunyai pikiran yang terbuka. Kadang orang terjebak menonjolkan kepentingan diri sendiri. Kalau ia memunyai pikiran terbuka, ia akan fleksibel. Ia akan mengevaluasi dan menerima atau menolak ide dan konsep berdasarkan suatu standar keyakinan, bukan subyektifitas.
Jadi jagalah sikap anda dalam setiap kesempatan yang ada!
- 6087 kali dibaca