Berita Telaga Edisi No. 17 /Tahun II/
Januari 2006/ Diterbitkan
oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.
Cimanuk 58 Malang 65122 Telp./Fax.:0341-493645 Email:
telaga@indo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana:
Melany N.T., Lilik Suharmini Account : BCA.KCP Blimbing no. 331-0311277
Relasi mertua dan menantu acap kali menjadi
sebuah relasi berduri. Kesalahpahaman dan luka berjamuran; tidak
jarang relasi suami-istri pun terpengaruh dan memburuk akibat
masalah ini. Pertama, kita harus melihat pelbagai masalah yang
kerap timbul antara mereka kemudian barulah kita mencari
solusinya.
JENIS KONFLIK DAN SOLUSI
Pasangan nikah tinggal di rumah mertua
dan mertua memperlaku-kan menantu sebagai "tamu" yang tidak
mempunyai hak atas pasangan ataupun anak-anaknya. Dalam kasus ini
mertua harus merelakan menantu untuk menjadi mitra bukan bawahannya.
Memberikan hak penuh kepada menantu untuk berbuat sekehendak hatinya
di rumah memang tidak realistik dan tidak seharusnya sebab rumah ini
adalah tempat kediamannya. Jadi, apa yang dapat diharapkan oleh
menantu adalah ia dijadikan mitra. Secara konkretnya, mertua
mengajaknya terlibat dalam pengambil keputusan menyangkut rumah dan
menantu mengajak mertua terlibat dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan keluarga.
Pasangan nikah tinggal di rumah sendiri namun
mertua ikut tinggal bersama. Terjadi konflik karena perebutan hak
dan kuasa baik atas pasangan, anak-anak maupun masak-memasak atau
urusan rumah lainnya. Dalam kasus ini, sebaiknya menantu yang
mengundang mertua menjadi mitra, bukan tamu di rumahnya.
Libatkanlah mertua dalam pengambilan keputusan baik yang menyangkut
rumah maupun keluarga dan mintalah pendapatnya namun tetap keputusan
akhir berada di tangan menantu. Sebaliknya mertua pun harus
mengkonsultasikan keinginannya yang berkaitan dengan keluarga dengan
anak menantunya. Dalam pengasuhan anak, menantu dapat bertanya
pendapat mertua dan sebaliknya, mertua pun harus meminta izin untuk
melakukan apa-apa dengan anak-anak.
Pasangan nikah tinggal sendiri terpisah dari
mertua namun terjadi konflik akibat tuntutan mertua dan menantu atas
pasangan dan anak. Ini sering terjadi bila mertua bergantung pada
pasangan atau sebaliknya, pasangan masih bergantung pada
mertua.
PRINSIP RELASI MERTUA DAN MENANTU
Kita mesti mengutamakan relasi nikah di
atas relasi anak-orangtua. Kita tidak seharusnya melalaikan
kebutuhan orangtua namun tidak boleh kita melakukannya di atas
pengorbanan pasangan, kecuali itu dikehendaki pasangan.
Orangtua bebas mengemukakan perasaannya
kepada anak tanpa harus dihantui rasa takut kalau-kalau keluh kesah
ini akan disampaikan kepada menantunya. Pernikahan tidak serta
merta memutuskan relasi orangtua-anak; jadi, anak tidak harus
mencerita-kan komentar orangtua kepada pasangannya dan menantu pun
harus menghormati privasi ini.
Pada dasarnya kebutuhan utama yang terkandung
dalam setiap relasi adalah kebutuhan untuk dihargai, jadi,
berikanlah.
Jangan mempersoalkan hal kecil, maafkan dan lupakanlah. Firman
Tuhan mengingatkan, "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan
orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran." (Amsal 19:11)
MENGENAL LEBIH DEKAT
Awal tahun 2006 ini, kami ingin mengajak para
pembaca untuk mengembalikan angan kita ke daerah di Indonesia
Timur, yaitu Manokwari. Di sana program acara Telaga juga terdengar
dan dinikmati oleh anak-anak Tuhan sejak Maret tahun 2003. Melalui
Radio Swara Kemenangan FM Telaga dapat menjadi berkat untuk anak-
anak Tuhan di daerah Manokwari. Puji Tuhan, hingga sampai saat ini
Telaga masih bisa berkumandang setiap hari Senin pukul 10.30 &
20.00 WIT serta hari Minggu pukul 20.00 WIT. Mari, kami mengajak
para pembaca turut mendukung pelayanan ini di dalam doa, agar kerja
sama ini terus terbina dan Telaga semakin dapat memberikan kesejukan
pada hati anak-anak Tuhan di sana. Jangkauan siaran Radio Swara
Kemenangan FM ini meliputi Kota Manokwari, Pulau Numpor Kab. Biak,
daerah-daerah pesisir dan Pegunungan Kab. Manokwari. Terpujilah
Tuhan Yesus Kristus yang mempunyai pelayanan ini. Haleluya!
DONATUR Terima
kasih untuk para donatur yang sudah memberikan sumbangannya,
yaitu:
1. | Bp.Gunawan S. |
Rp. | 1.000.000,00 |
2. |
Shepherd of Your Soul-(USA) |
Rp. | 9.400.000.00 (US$ 1,000) |
Hasil penjualan kaset, CD dan booklet |
Rp. | 97.000,00 |
Total pemasukan sebesar |
Rp. | 10.497.000,00 |
Pengeluaran TELAGA bulan ini |
Rp. | 4.011.340,00 |
DOAKANLAH Bersyukur untuk 7 naskah booklet Telaga yang sudah
bisa diselesaikan pada awal tahun ini, sehingga dapat diserahkan
kepada pihak Metanoia Publishing. Doakan supaya keseluruhan 7
booklet yang akan diterbitkan ini akan menjadi berkat bagi para
pembaca.
Berdoa untuk bangsa dan negara kita
Indonesia. Bencana alam, rupa-rupa kejahatan yang melanda Indonesia
mengakibatkan semakin beratnya tanggung jawab yang harus dipikul dan
diselesaikan oleh bangsa ini. Kiranya Tuhan memberikan hikmat
kepada para pemimpin untuk mengambil langkah yang
bijaksana.
Rencana rekaman Telaga pada bulan Maret dan
April akan di lakukan satu minggu dua kali, kita berdoa supaya Tuhan
menganugerahkan hikmat dan kesehatan secara khusus kepada hamba-
hambaNya yaitu Pdt. Paul Gunadi, Bp. Gunawan Santoso dan Bp.
Yosep.
TELAGA MENJAWAB
Pertanyaan: Saya mengalami
ketertarikan terhadap dosa-dosa percabulan. Hal ini berlangsung
kira-kira satu tahunan. Hal itu dimulai dari internet, VCD porno,
sampai dosa imoralitas, homoseksual, masturbasi dan sebagainya.
Akibat yang saya alami adalah terganggunya hubungan pribadi saya
dengan Tuhan, mematikan potensi diri, malu, tidak percaya diri dan
kesepian. Saya ingin terlepas dari semua ini, mohon saran dan
doanya. Jawaban: Ada beberapa hal yang bisa Anda coba temukan
jawabnya sebagai langkah awal mengatasi masalah Anda. Dari jawaban
yang Anda dapatkan, cobalah temukan cara mengatasinya.
Apakah Anda pernah berjuang untuk tidak
melakukannya dan berhasil? Jika pernah, coba itu lagi ketika
keinginan menonton, memikirkan yang tidak baik atau keinginan
melakukan masturbasi datang. Misal, untuk tidak terlibat pornografi
ya jangan browsing internet ! Karena seorang pria memang sangat
kuat merekam segala apa yang ditontonnya dan bisa memutar ulang
'film' itu dalam pikirannya. Atau jika keinginan berfantasi datang,
keluar kamar dan ngobrol dengan teman, paksakan diri melakukan
aktivitas lain di luar kamar atau bahkan pergi ke luar rumah, berdoa
juga baik meminta kekuatan Tuhan untuk mengatasinya.
Sebenarnya "imbalan" apa yang Anda dapatkan
ketika selesai melakukannya?Kepuasan/kenikmatan/melepaskan
ketegangan/merasa rileks/merasa sehat? Namun mari kita lihat apa
yang kemudian menyusul usai "imbalan" itu? Anda harus membayar
harganya, dan itu lebih mahal yaitu Anda merasa buruk, berdosa,
tidak taat pada Tuhan (tidak mampu menjaga kekudusan hidup) dan juga
penyesalan karena terus-menerus kalah. Pilihan Ada pada Anda
sendiri, menerima "imbalan" tertentu berarti juga harus menanggung
konsekuensi tertentu. Memilih taat/tidak melakukannya berarti
konsekuensinya tetap sejahtera meskipun Anda harus berjuang dan
menemukan penyaluran lain.
Carilah teman yang sehat, temukan teman
seiman dan juga persekutuan yang dapat menopang pertumbuhan iman
Anda. Kami tahu ini perjuangan yang berat, namun dengan mengaku
lemah maka Tuhan akan turut bekerja.
WANITA YANG BERUNTUNG
Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukkan pukul 8:30 ketika
seorang lelaki tua umur 80-an masuk untuk meminta agar jahitan di
ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena
ada janji pukul 9:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya untuk
duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam
sebelum orang lain bisa menemuinya.
Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas
jahitannya. Karena saat itu aku sedang tak sibuk dengan pasien-
pasien lain, maka kuteliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya
telah sembuh dengan baik, lalu kukatakan kepada salah seorang dokter
apa yg hendak kulakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan & barang-
barang yang kuperlukan untuk melepas jahitan dan membalut lukanya.
Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku
bertanya apakah pagi ini ia punya janji dengan salah seorang dokter
di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia
harus pergi ke rumah perawatan (nursing home) untuk sarapan bersama
istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Ia berkata
bahwa istrinya menderita sakit Alzheimer dan belum lama dirawat di
tempat itu.
Sambil mengobrol, kuselesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya
apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa hari ini ia agak
terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak lagi
mengenalinya. Aku merasa terkejut dan bertanya, "Apakah kau pergi ke
sana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?" Ia
tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, "Benar ia tidak
mengenaliku, tapi aku kan mengenalinya!"
Aku harus menahan tangis haruku ketika ia pergi. Aku merenung, "Ini
adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku." Sungguh istrinya
adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita semua memiliki cinta
semacam ini. Cinta sejati tidak bersifat jasmani, dan tak pula
hanya bersifat romantis. Cinta sejati adalah kesediaan untuk
menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa
yang akan dan apa yang tidak akan terjadi.
Sahabat yang baik seperti bintang di langit. Kau tidak dapat selalu
melihatnya, namun kau tahu bahwa mereka ada di luar sana. (Author
Unknown)
|