Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.

Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.

Kepribadian Ambang

Gangguan kepribadian ambang (borderline) tampak dalam relasi, suasana hati dan rasa terhadap identitas diri. Dikatakan ambang karena memang diketahui para penderitanya berada pada “ambang” psikosis. Borderline ini juga merupakan ambang antara schizophrenia dan neurosis. Gangguan ini umumnya muncul menjelang usia dewasa. Sebagian besar mereka dapat mengatur tanggungjawab kehidupan sehari-hari.

Gangguan Kepribadian Paranoid

Kepribadian paranoid ditandai adanya pola ketidakpercayaan dan kecurigaan mendalam terhadap orang lain yang alasannya mereka tafsirkan bahwa mereka iri yang dapat ditandai oleh empat atau lebih dari tujuh hal-hal yang dibahas dalam perbincangan ini.

Gangguan Kepribadian Schizoid

Kepribadian schizoid ditandai adanya pola pemisahan hubungan yang menetap, ketidakacuhan sosial dan hubungan seksual, serta tingkat pengalaman dan ekspresi emosi yang terbatas. Seseorang bisa dikategorikan memiliki kepribadian schizoid jika menampakkan empat atau lebih dari tujuh hal-hal yang dibahas dalam perbincangan ini

Kepribadian Narsistik

Kepribadian narsistik ditandai adanya pola yang meyakinkan tentang sesuatu yang berlebihan, membutuhkan penghargaan dan kurang berempati sebagaimana yang terlihat dari lima tanda atau lebih.

Kepribadian Obsessive Compulsive

Kepribadian obsesif kompulsif ditandai adanya pola keterpakuan pada urutan, kesempurnaan serta kontrol mental dan relasi antarpribadi yang menetap pada saat diperlukan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi sebagaimana ditandai oleh empat atau lebih dari 8 tanda-tanda yang akan dibahas dalam perbincangan ini.

Mengomel

Mungkin kita sudah biasa mendengar orangtua mengomeli anaknya, atau bisa jadi kita sendiri melakukannya. Padahal seringnya mengomel tidak mengubah perilaku yang kita omeli. Apa penyebab dan akibat bila anak sering diomeli?

Menuntut Seketika

Kebanyakan orangtua suka menuntut anaknya melakukan sesuatu saat itu juga. Ternyata bila menuntut seketika menjadi pola kebiasaan, hal ini dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang anak.

Media Sosial dan Kesepian

Memiliki sekian banyak akun media sosial dan ribuan teman di dunia maya tidak menjamin orang merasa bahagia. Menurut penelitian, justru orang-orang yang terlalu sering bermedia sosial sesungguhnya adalah pribadi yang kesepian. Saatnya kita mawas diri terhadap ancaman ini.

Wabah Hoax

Perkembangan dunia digital membuat setiap individu berpotensi menjadi “pembuat berita” dan “penyebar berita”. Sayangnya ada sekian banyak orang yang tidak bertanggung jawab sehingga membuat berita yang tidak benar (hoax) dan akhirnya menyebar sedemikian cepat dalam jejaring media sosial. Bagaimana sebaiknya kita menyikapinya?

LGBT (4) Temanku Gay

Dalam pertemanan, kita bisa saja bertemu dengan kaum penyuka sesama jenis. Seringkali kita kikuk, tidak tahu harus berespon seperti apa. Sebenarnya kaum penyuka sesama jenis itu beragam dari latar belakang dan ekspresi diri. Mayoritas mereka juga bukan pemangsa seksual! Kita masih bisa berteman dengan mereka. Pertanyaannya adalah pertemanan yang seperti apa?

Halaman

Berlangganan RSS - Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.