Suami/Istri

Tanpa kita sadari konflik juga menjadi pertumbuhan dalam pernikahan kita. Syarat mengubah konflik menjadi titik pertumbuhan: Dapat mengintrospeksi diri dan dapat mengakui kesalahan.

Pria cenderung melihat harga dirinya atas kariernya atau kemampuannya. Sementara wanita mendasari harga dirinya dengan relasi yaitu suatu hubungan yang baik dengan orang yang dikasihinya. Ini hanya salah satu perbedaan saja antara pria dan wanita.

Mengasihi adalah hal yang sangat perlu untuk dipelajari, dan di dalam pernikahanlah kita dapat belajar, di mana kita dapat saling belajar dan mengajar. Tatkala aspek belajar mengajar ini berhenti, pernikahan itu sendiri pun berhenti bertumbuh dan pernikahan yang berhenti bertumbuh sebetulnya adalah pernikahan yang sudah mengalami stagnasi.

Jika kita menengok ke sekeliling kita, kita akan melihat betapa banyaknya pernikahan yang telah kehilangan napas kasih. Dan mungkinkah kita terus mengasihi pasangan kita dengan cinta yang terus membara?

"Pernikahan adalah kesatuan antara dua pribadi yang saling memaafkan." Karena pernikahan terdiri dari berlaksa-laksa "Kesalahan". Berapa tolerannya kita terhadap "Kesalahan" akan menentukan kualitas pernikahan. Di sini ada beberapa masukan untuk mengembangkan sikap toleran yang memaafkan.

Masalah-masalah yang sama seringkali muncul dalam hubungan suami istri. Namun cara apa atau bagaimana kita mengatasinya? Materi ini akan memberikan jawaban buat kita semua.

Dewasa ini emansipasi wanita sudah berjalan dan hak untuk wanita maupun pria cenderung disetarakan. Perintah untuk tunduk kepada suami menjadi perintah yang tampaknya atau kedengarannya tidak terlalu relevan. Tapi melalui topik ini kita akan belajar dan menggali konsep tunduk dengan lebih dalam.

Kemesraan tidak hanya dimiliki oleh orang-orang muda atau pasangan yang baru menikah. Tuhan mendisain tubuh kita untuk menerima dan memberikan kemesraan dan tidak ada masa berlakunya, jadi bisa berlaku bahkan sampai usia tua sekalipun. Ada beberapa cara untuk menghidupkan api kemesraan, yaitu diambil dari kitab Kidung Agung.

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa kasih antara suami-istri seyogianya adalah kasih tanpa syarat alias tanpa tuntutan. Biasanya kita mendasari pandangan ini atas kasih Tuhan yang tak berkondisi. Sudah tentu kita mesti berusaha mengembangkan kasih agape di dalam pernikahan.

Dalam hubungan suami istri kadangkala kita sukar melihat kenyataan bahwa pasangan benar-benar minta maaf. Sebab kita sudah mengenal pasangan kita begitu dekatnya. Namun dalam hal ini ada langkah atau tindakan yang perlu untuk kita lakukan.

Halaman