Perayaan Sinterklaas 5 Desember

Versi printer-friendly

oleh Sdri. Betty Tjipta Sari

Ada hal unik lain di negeri kincir angin ini, yaitu hari raya nasional pada tanggal 5 Desember! Betul, tanggal 5 bukan 25 Desember! Ini adalah hari perayaan Sinterklaas. Di hari ini anak-anak akan menerima hadiah yang disiapkan orang tua. Namun anak-anak percaya bahwa hadiah itu diberikan oleh Sinterklaas yang selalu menaiki kuda putih dibantu Zwarte Piet (Piet hitam). Hadiah dikirimkan ke setiap anak pada tanggal 5 Desember malam melalui cerobong asap dan di taruh dalam kaus kaki mereka. Itu sebabnya mereka menggantung kaus kaki dekat cerobong asap dan menaruh beberapa buah wortel untuk kuda putih sang Sinterklaas.Anak-anak dapat membuka hadiahnya pada tanggal 6 Desember pagi harinya. Perayaan Sinterklaas sudah dimulai sejak bulan November ketika Sinterklaas, atau nama aslinya Santa Nikolas, datang ke Belanda dari Spanyol dengan menggunakan kapal (menurut dongeng turun-temurun) bersama para Piet hitam pada hari Sabtu di pertengahan November (setelah 11 November). Anak-anak di setiap kota yang memiliki dermaga biasanya dapat menyambut kedatangan Sinterklass ini di kota masing-masing. Televisi nasional pun menayangkan jurnal perjalanan Sinterklaas di Belanda sejak hari itu (semacam drama nasional untuk anak-anak dan anak-anak kecil percaya bahwa itu riil).


Selama perayaan ini, semua supermarket, sekolah, rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya mendatangkan Sang Sinterklaas yang menunggang kuda putih bersama para zwarte Piet dengan kantong besar hadiahnya. Zwarte Piet biasanya akan membagikan (atau melemparkan) biskuit-biskuit kecil yang disebut pepernoten atau kruidenoten dan permen. Pepernoten ini akan ada banyak dijual di supermarket menjelang hari raya Sinterklaas. Saya pikir di Belanda, perayaan-perayaan semacam ini telah menjadi begitu komersial. Menjual produk tertentu pada masa tertentu adalah trik penjualan yang sangat berhasil. Pepernoten dan huruf dari coklat hanya dijual menjelang masa perayaan Sinterklaas, olie bollen menjelang tahun baru, telur coklat menjelang Paskah, dan beberapa produk daging istimewa (kalkun, daging rusa, daging kelinci, dsb) hanya dijual untuk perayaan Natal. Orang pun berbondong-bondong membelinya, karena mereka juga hanya makan produk ini sekali setahun. Tapi sepanjang tahun, selalu ada produk istimewa yang ditawarkan. Komersialisasi hari raya telah mendorong konsumerisme secara efektif. Termasuk tradisi huruf coklat, asal mulanya adalah kebiasaan untuk menandai hadiah Sinterklaas dengan huruf pertama dari nama si anak. Lalu para ibu mulai membuat kue sendiri yang berbentuk huruf dan diletakkan di atas hadiah untuk anak-anak sesuai inisial masing-masing. Selanjutnya industri coklat menangkap peluang ini dan mulai memproduksi huruf-huruf dari coklat yang tentunya sangat menarik dan menyenangkan untuk anak-anak.


Kalau kubayangkan, seandainya Santa Nikolas yang hidup di abad keempat ditanya tentang pandangannya tentang cara orang merayakan hari ulang tahunnya besar-besaran selama 3 minggu di seluruh negeri ini, mungkin dia akan tertawa terbahak-bahak dan sekaligus menangis. Bisa jadi dia terkesan dengan kreatifitas dan humor orang-orang Belanda untuk merayakan hari lahirnya. Tapi mungkin juga sedih karena semua orang melakukan dusta kolektif terhadap anak-anak di seluruh penjuru negeri dan membuatnya menjadi tokoh magis yang lebih populer daripada Tuhan Yesus yang nama-Nya tidak pernah muncul selama Natal dan tidak ada drama yang menggambarkan kelahiran-Nya di Betlehem di televisi nasional, rumah sakit, sekolah umum, supermarket, dan tempat-tempat lainnya.


"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yohanes 3:30)