Berita TELAGA

Ketika Pasangan Terlibat Kriminal

Versi printer-friendly
September

Berita Telaga Edisi No. 73 /Tahun VII/ September 2010


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Hidup tidak ideal. Kadang kala karena pelbagai alasan, pasangan terpaksa berurusan dengan hukum dan mendekam dalam penjara. Keberadaan pa-sangan mulai dari proses pengadilan sampai dalam penjara akan memberi pengaruh besar pada kehidupan keluarga. Apakah yang harus dilakukan bila ini terjadi?

  • Hal itu membuat kita dan anak-anak harus menanggung rasa malu yang besar.

    Sudah tentu respons malu adalah wajar dan keengganan kita untuk bersembunyi juga wajar. Untuk sementara tidak apa kita menutup diri supaya kita dapat merenungkan apa yang telah terjadi dan membuat rencana ke depan. Namun sedapatnya jangan putuskan hubungan dengan semua orang. Mintalah bantuan dari sekurangnya seseorang yang rohani, bijak, dan dapat dipercaya. Banyak keputusan yang mesti diambil dan kita memerlukan masukan berhikmat dari orang lain.

  • Hal itu membuat kita senantiasa bertanya-tanya tatkala bertemu dengan seseorang, apakah sesungguhnya ia telah mengetahui kasus itu dan ini yang penting, apakah yang dipikirkannya tentang diri kita sekarang. Apakah kita harus menceritakan masalah kita kepadanya?

    Tidak ada keharusan bagi diri kita untuk menceritakan masalah ini kepada semua orang. Berapa banyak informasi yang kita bagikan bergantung pada seberapa dekatnya ia dengan kita, seberapa tulus dan pedulinya ia dengan kita, dan seberapa bermanfaatnya informasi itu baginya. Jadi, bila ia tidak dekat, tidak terlalu peduli dengan kita, dan tidak ada manfaatnya ia mengetahui hal itu, tidak perlu kita menceritakannya.

  • Hal itu membuat hidup kita terganggu dan terputus. Misalkan, pasangan kita dipenjara gara-gara utang maka kita harus pindah dan menyewa rumah yang lebih sederhana. Penghasilan mungkin sekali menurun dengan drastik atau bahkan tidak berpenghasilan sama sekali.

    Ambillah keputusan besar dengan berhati-hati-dilandasi doa dan pertimbangan yang matang. Jika masih memungkinkan lebih baik tinggal di tempat yang sama dan mempertahankan pekerjaan yang sama daripada terburu-buru pindah karena malu.

    Namun bila itu yang harus dilakukan, lakukanlah dan bersiaplah untuk menanggung susah. Bicarakanlah dengan anak-anak dan berilah mereka pengertian.

  • Hal itu membuat kita kehilangan kerabat. Tidak semua orang dapat menerima diri kita kendati kita pun sesungguhnya adalah korban. Akan ada orang yang menjauh dan memutuskan hubungan dengan kita.

    Kita mesti menerimanya karena memang kita tidak dapat memaksa orang untuk menerima diri kita. Kita harus siap disalahmengerti dan dinilai buruk sebab tidak mungkin kita meyakinkan semua orang. Yang terpenting adalah kita meyakinkan beberapa orang yang telah menjalin hubungan baik dengan kita. Inilah relasi yang mesti dipertahankan dan diselamatkan. Jujurlah kepada mereka; jangan menutup-nutupi.

  • Hal itu membuat kita kehilangan wibawa di hadapan anak. Otoritas dibangun di atas integritas-hidup benar di hadapan Tuhan.

    Tidak bisa tidak, akan terjadi goncangan di dalam hubungan dengan anak. Tugas kita memang berat: di samping berusaha kuat untuk diri sendiri, kita pun harus kuat buat anak sekaligus menjaga ketertiban dalam keluarga. Kita mesti mengizinkan anak untuk mengutarakan perasaannya-baik itu rasa malu maupun marah.

    Jangan melarangnya menyatakan isi hati yang sebenarnya-kecewa dan hilangnya respek pada orangtuanya. Jangan paksa anak untuk lebih sering diam di rumah; biarkanlah ia menjalani roda kehidupan seperti biasanya. Tegakkanlah disiplin seperti biasanya-apa pun penilaiannya terhadap diri kita.

  • Hal itu membuat kita malu dan tertolak oleh Tuhan. Seberapa besar dan kecilnya andil kita, tidak bisa tidak, kita merasa bertanggung jawab pula atas perbuatannya. Kita merasa gagal di hadapan Tuhan.

    Bila kita berandil, mintalah pengampunan Tuhan. Bila ada kerugian yang diderita orang akibat perbuatan pasangan, berjanjilah untuk menebusnya. Jangan menutupi apalagi menyangkali dosa. Yakinlah akan janji Tuhan dan hiduplah berdasarkan janji yang mulia ini, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T288 A

Mengenal Lebih Dekat

Akhir bulan Juni 2010, Tuhan memberikan kesempatan pada Telaga untuk bekerjasama dengan salah satu Radio di Timika. Nama Radio tersebut adalah Radio Lahai El Roi FM yang mengudara pada frekuensi 107.2 MHz. Radio Lahai El Roi FM menjangkau Timika sampai dengan Tembaga Pura. Bagi Anda atau keluarga yang berada di daerah Timika sampai Tembaga Pura, jangan lewatkan acara TELAGA, dan acara TELAGA disiarkan setiap hari Senin s.d. Minggu pk. 17.00 WIT.

Doakanlah

  1. Bersyukur untuk sumbangan sebesar Rp 265.000,- yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon.

  2. Bersyukur untuk 1 artikel berjudul "Pornografi dan Bahayanya" yang sudah selesai dikerjakan oleh Bp.Andrew A.Setiawan dan telah diteruskan ke Literatur SAAT untuk diterbitkan.

  3. Bersyukur tim rekaman telah mengadakan 6x rekaman dan doakan untuk 6x rekaman lagi dalam bulan Oktober 2010.

  4. Bersyukur pada awal September 2010 ada 9 radio di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang telah dikunjungi. Pada umumnya pendengar memberikan tanggapan yang positif terhadap program Telaga.

  5. Doakan untuk "talk show" yang akan diadakan di Radio Mensana FM, Batu pada tgl. 5 Oktober yad.

  6. Tuhan telah memanggil hamba-Nya, yang juga adalah salah seorang konselor Telaga yaitu Bp. Isak Timotius pada tgl. 10 September yl. Doakan untuk istri (Ibu Ruty) dan kelima orang anaknya.

Telaga Menjawab

Tanya?

Saya memunyai sahabat perempuan sebut saja A. Si A adalah seorang Kristen dan sudah memunyai pacar, sebut saja B yang bukan Kristen. Mereka sudah berpacaran 1.5 tahun. Suatu ketika karena suatu masalah hubungan mereka ditentang oleh orang tua A. Padahal selama pacaran mereka sudah melakukan hubungan suami istri. Orang tua A tidak mengetahui kalau A sudah tidak perawan lagi. Karena orang tua A tidak menyetujui hubungan mereka, akhirnya dengan terpaksa mereka putus.

A merasa bingung, dan tidak lama kemudian A berpacaran dengan C, yang juga bukan anak Tuhan. A bingung dan dalam hatinya bertanya-tanya, "Apakah C ini mau dengan saya yang sudah tidak perawan lagi ?". Kemudian A menceritakan semuanya kepada C, dan ternyata C mau menerima keadaannya. Orang tua kedua belah pihak setuju dan dalam waktu singkat A dilamar.

Banyak orang yang tidak suka atau iri melihat hubungan A dan C, banyak yang mengacau keluarga mereka dan keluarga mereka menanggapi perkataan orang-orang tersebut. Akhirnya orang tua C menentang hubungan A dengan C. Akhirnya C menuruti kehendak orang tuanya. Hampir 2 bulan C tidak pernah memberi kabar kepada A seolah-olah C menghindar tanpa suatu keputusan.

Pertanyaan saya:

  1. Benar atau salah sikap C yang seperti itu? Seharusnya C berbuat bagaimana?
  2. Tindakan apa yang seharusnya dilakukan oleh A?
  3. Bagaimana masalah teman hidup bagi orang Kristen, kalau dilihat banyak juga anak Tuhan yang mendapatkan teman hidup yang tidak seiman.

Jawab!!!

Setelah kami membaca isi surat Saudari, maka ada satu pertanyaan yaitu mengapa orang lain iri kepada hubungan A dan C ? Atas persepsi siapa rasa iri itu? Apakah ada buktinya? Rupanya komentar pihak luar cukup kuat sehingga bisa menggoyahkan keluarga C dan akhirnya C sendiri, padahal A sudah dilamar oleh C.

Menghadapi C yang sudah 2 bulan mendiamkan A tanpa berita apa-apa, kami dapat memahami betapa luka hati A; maka untuk melihat kesungguhan C, A perlu menanyakan/minta kejelasan pada C. apabila C tidak bisa memberi keputusan, maka A tidak perlu "meminta-minta" (merengek-rengek), biarlah dan relakan untuk putus. Apabila sudah ada masalah yang tidak sehat, lalu hubungan terpaksa diteruskan sampai pernikahan, maka hasil akhirnya tidak akan baik. C harus berani mengambil inisiatif. Selama tidak ada inisiatif, jangan dipaksa. A perlu mempertahankan martabatnya.

Seandainya C tidak mau menemui /dihubungi oleh A, maka pihak orang tua A bisa mendatangi orang tua C, sehingga permasalahannya bisa diselesaikan.

Mengenai pertanyaan saudari tentang teman hidup yang harus seiman, itulah Firman Tuhan (lihat 1 Kor 7:39), tinggal kita mau menaatinya atau tidak. Kalau Tuhan memerintahkan demikian, maka pasti tujuannya untuk kebaikan kita. Memang harus kita akui bahwa keharmonisan dalam keluarga juga tergantung pada sejumlah faktor lain, tidak hanya faktor iman saja. Kesimpulannya, kita memilih orang yang seiman, karena satu tujuan yaitu Menaati Firman Tuhan. Dasarnya : seiman, tapi perlu juga dipertimbangkan kecocokan faktor-faktor lainnya.

Mudah-mudahan penjelasan kami bisa membantu, Tuhan memberkati.

LAPORAN PERJALANAN KE BEBERAPA RADIO DI JATIM & JATENG

Pada tgl. 3 s.d. 6 September 2010, Bp. Jusuf dan Ibu Melany mengunjungi beberapa radio yang telah menyiarkan Telaga dan belum pernah dikunjungi.

Radio yang sempat dikunjungi adalah :

(1) Radio Harmoni FM di Blitar (2) Radio Rajawali FM di Tulungagung (3) Radio Sahabat Kehidupan FM di Madiun (4) Radio Sakti & WOW FM di Madiun. (5) Radio Bethany FM di Salatiga (6) Radio Sahabat Sejati FM di Lerep - Ungaran (7) Radio Agape FM di Semarang (8) Radio Muria FM di Jepara

Beberapa masukan yang disampaikan a.l. :

  • Membuat rekaman dengan judul berseri.
  • Bagaimana kalau durasi program Telaga 45 menit?
  • Apakah Telaga menyediakan program untuk anak-anak?
  • Sangat disukai juga oleh pendengar non-Kristen.

In Memoriam

Bp. Isak Timotius, M.K.

Bp. Isak Timotius,M.K. dilahirkan di Bandung pada tgl. 26 Nopember 1968, beliau adalah pendiri dari Malang Youth Centre dan Ketua Yayasan Bina Karya Sejahtera di Malang sejak Maret 2002.

Membantu Telaga dengan membalas surat-surat konseling via email sejak tahun 2004.

Tuhan telah memanggilnya pada hari Jum'at, 10 September 2010 dengan meninggalkan seorang istri, Ruth Apriliani dan 5 orang anak yaitu:

(1) Teresa - 12 th (2) Noel - 10 th (3) Justian - 8 th (4) Theo - 5 th (5) Paul - 4 th

"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan" (Ayub 1:21)

Halaman