Prinsip Ekonomi Keluarga

Versi printer-friendly
Maret

Berita Telaga Edisi No. 55 /Tahun V/ Maret 2009/


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


PRINSIP EKONOMI KELUARGA

Salah satu penyebab perceraian adalah masalah ekonomi. Gara-gara keuangan, kita akhirnya bersitegang dan relasi suami-istri pun terganggu. Berikut ini akan dipaparkan beberapa prinsip pengelolaan keuangan dalam keluarga. Prinsip ini terambil dari Amsal 30:24-28.

Ada empat binatang yang terkecil di bumi tetapi yang sangat cekatan. Kondisi ekonomi kita mungkin saja terbatas alias kecil, tetapi ini tidak berarti kita harus hidup dalam kekurangan. Yang diperlukan adalah kecekatan: cepat, tepat, dan produktif.

  1. Semut bangsa yang tidak kuat tetapi menyediakan makanannya di musim panas: Keluarga mesti menyimpan uang sekecil apa pun! Ada dua alasan mengapa kita perlu menabung:

    1. kebutuhan tak terduga bisa datang secara tiba-tiba dan
    2. menabung melatih kita untuk berdisiplin diri. Keluarga yang menabung adalah keluarga yang memikirkan dan memersiapkan hari depan.

  2. Pelanduk bangsa yang lemah tetapi membuat rumahnya di bukit batu: Keluarga mesti mengutamakan faktor keamanan di atas faktor risiko. Jangan tergiur oleh keuntungan besar; ingatlah bahwa keputusan yang salah akan memengaruhi kesejahteraan hidup sekeluarga. Pelanduk menjauh dari bahaya dengan membuat rumahnya di bukit batu. Kita pun harus menjauh dari bahaya kebangkrutan dengan cara bersikap hati-hati dan tidak gegabah dalam hal pengeluaran uang.
  3. Belalang yang tidak mempunyai raja namun semuanya berbaris dengan teratur: Kebanyakan masalah keuangan bersumber dari gaya hidup yang tidak teratur dan tidak berdisiplin, bukan karena kekurangan penghasilan. Jadi, hiduplah dengan pengendalian diri; jangan turuti semua keinginan hati.
  4. Cicak yang dapat kautangkap dengan tangan tetapi yang juga ada di istana-istana raja: Usaha selalu mendahului hasil; jadi, jangan batasi diri, kerjakanlah apa yang Tuhan hadirkan di dalam hidup kita. Cicak tidak pernah berhenti menjejakkan kakinya di dinding rumah; selama masih ada dinding, ia akan selalu menelusurinya. Bukankah peluang justru terbuka tatkala kita tengah mengerjakan sesuatu, bukan tatkala kita melamun dan berpangku tangan?

Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan (Amsal 28:27) : Jangan sampai berhenti memberi persembahan kepada Tuhan apa pun kondisi keuangan kita. Tuhan ingin melihat iman pada diri kita; Ia ingin kita memercayaiNya. Memberi merupakan wujud nyata iman yakni Ia akan dan sanggup mencukupi meski sekarang tampaknya berkekurangan. Memberi juga merupakan wujud kasih dan kepedulian kepada orang lain. Inilah yang Tuhan cari dan hargai dari anak-anakNya.

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi


MENGENAL LEBIH DEKAT

Mengawali bulan Februari 2009 ada sebuah radio di Salatiga menjalin kerjasama dengan Telaga. Nama radio tersebut adalah Radio Bethany FM, mengudara pada frekuensi 107.4 MHz, berada di bawah naungan Gereja Bethany Salatiga. Meskipun demikian keterlibatan para hamba Tuhan dari gereja lokal lainnya dalam program-program tertentu ikut membangun semangat bersama. Jangkauan siar Radio Bethany FM sebagai radio komunitas masih terbatas, tetapi bisa mencakup seluruh kota Salatiga dan sekitarnya termasuk Kabupaten Semarang dengan baik. Bagi Anda atau keluarga yang ada di daerah Salatiga, silakan mendengarkan Telaga setiap hari Rabu pk. 21.00 WIB dan hari Minggu pk. 10.00 WIB.


DOAKANLAH

  1. Bersyukur bulan Maret ini, Telaga telah memasuki usia yang ke-11.

  2. Bersyukur mulai bulan April 2009 ada 1 radio di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang mulai menyiarkan program Telaga, yaitu radio Sangkakala FM.

  3. Bersyukur mulai pertengahan Maret, rekaman bisa dimulai kembali. Doakan untuk tim rekaman.

  4. Bersyukur untuk sumbangan 300 CD kosong yang diterima dari Bp./Ibu Peter Subadya (USA) via Bp. Paul Gunadi.

  5. Doakan untuk Bp. Heman Elia dan Sdri. Lortha yang mengerjakan artikel untuk diterbitkan dalam bentuk booklet.

  6. Malang Youth Centre bekerjasama dengan Yada Institute, mengadakan "Sexual Behaviour Transformation" untuk para remaja pada tgl. 31 Maret 2009 di GPdI Lembah Dieng, Malang. Pembicara : dr. Andik Wijaya. Doakan agar acara ini sungguh bermanfaat bagi para remaja di Malang dan sekitarnya.

  7. Tetap doakan untuk Radio Bahtera Hayat di Kuala Kapuas dalam pengurusan ijin, masih membutuhkan dana Rp. 4 juta.

  8. Bersyukur untuk royalty booklet yang diterbitkan oleh Metanoia untuk penjualan bulan Juli - Desember 2008.

  9. Doakan untuk keamanan dan ketertiban Pemilu Legislatif yang akan diadakan tgl. 9 April 2009 yad.


TELAGA MENJAWAB

Tanya:

Saya seorang pria dan baru menikah. Sebelum menikah Ibu saya lebih sering tinggal dengan saya walau kadang-kadang suka berpindah-pindah ke rumah anaknya yang lain. Ibu memiliki 6 anak, yang 3 Kristen dan 3 orang lagi menganut agama leluhur. Setelah menikah, Ibu saya tinggal bersama saya namun istri saya sering menekan saya dengan Firman Tuhan dalam Kejadian 2:24, secara terang-terangan dia memberi pilihan kepada saya yaitu tidak mengizinkan Ibu tinggal bersama kami atau dia minta cerai. Salah satu alasan yang membuat saya ingin mempertahankan agar Ibu tetap tinggal bersama dengan kami adalah karena saya tidak ingin iman percaya Ibu saya menjadi goyah. Sebab Ibu baru saja bertobat 5 tahun lalu dan hingga saat ini masih memercayai adat-adat leluhurnya. Selama ini ibu sering tinggal lebih lama di rumah ke 3 orang anak yang lain iman, dan Ibu masih suka ikut-ikut adat leluhur (meramal, melihat tanggal baik, buruk, dll). Ibu jarang tinggal di rumah ke 2 anak yang seiman karena ekonomi kurang memadai dan tidak ada kamar khusus buat ibu. Kalau Ibu datang ke rumah ke 2 anaknya yang seiman, cucunya harus tidur bersama dengan orang tuanya. Dan yang memungkinkan adalah Ibu saya tinggal di rumah saya sebab di rumah saya masih ada kamar yang dulu sering dipakai Ibu. Ibu saya mau mengalah demi keutuhan rumah tanggaku yang baru itu dengan cara tinggal di salah satu anaknya yang tidak seiman itu. Tapi dalam hatiku aku ingin tetap berbakti dan membalas budi kepada Ibu dan tidak ingin Ibu kembali kepada kepercayaannya dulu. Tapi di lain pihak istri saya tidak menginginkan Ibu tinggal bersama kami, malah mengusulkan supaya memberi sebuah rumah untuk Ibuku tinggal sendirian. Mana mungkin ibu sebagai janda tua tinggal sendirian? Saya sudah berulang kali memberi pengertian kepada istriku, bahwa tidak ada perbedaan kalau Ibu tinggal bersama kami atau tidak. Tapi istri tetap menekan saya dengan Firman Tuhan dari Kejadian 2:24. Terus terang kalau boleh memilih, saya lebih memilih Ibu saya, sebab tidak ada mantan Ibu. Tapi saya tidak menginginkan perceraian. Saya harus bagaimana, bila terus didesak oleh istri ?

Jawab:

Masalah Anda pelik karena di satu pihak Anda sayang kepada istri namun di pihak lain Anda ingin berbakti kepada Ibu. Pertama, kami ingin mengatakan bahwa Kejadian 2:24 tidak mengharuskan anak untuk berpisah atau tidak tinggal serumah dengan orang tua setelah menikah. Ayat ini hanya menegaskan bahwa ketika seseorang menikah, ia memisahkan diri dari keluarga asalnya dan bersatu dengan istrinya untuk membangun sebuah keluarga baru. Jadi, yang terpenting adalah kemandirian psikologis, bukan keterpisahan geografis. Sungguhpun demikian, tidak bisa disangkal kalau kita tinggal serumah dengan orang tua, proses pemisahan akan sedikit banyak terhambat dan sebagai akibatnya proses pembangunan keluarga yang baru juga akan terpengaruh. Di dalam keterbatasan sebagai manusia, kita akan mengalami kesukaran menyeimbangkan perhatian antara Ibu dan Istri. Jadi, faktor ini mesti dipertimbangkan.

Juga, Anda mesti menyelami ketakutan Istri dengan cara membayangkan situasi yang sebaliknya. Andaikan Anda yang harus menerima mertua laki-laki dan kebetulan beliau sangat akrab dengan istri. Besar kemungkinanan Anda pun akan mengalami kekhawatiran kalau-kalau nantinya istri Anda akan lebih banyak memberi perhatian kepada ayahnya dan lebih mendengarkan perkataannya dari pada Anda sendiri.

Akhirnya kami menyarankan agar Anda tidak memaksakan hal ini sebab memaksakan Ibu tinggal di rumah, malah akan memerburuk semuanya. Besar kemungkinan relasi Anda dengan isteri akan lebih terganggu, relasi istri dan Ibu juga terganggu dan sudah tentu hal ini akan lebih menorehkan luka di hati Ibu jika ia harus mengalami konflik terbuka dengan istri. Kami pun meminta Anda untuk menerima istri apa adanya dan tidak menyimpan dendam. Hidup tidak sempurna dan tidak ada suami atau istri yang sempurna. Inilah bagian ketidak sempurnaan istri yang mesti Anda terima. Jika Anda menyimpannya di hati sebagai kepahitan, pastilah ini akan memberi dampak buruk pada relasi Anda. Demikian tanggapan yang dapat kami berikan, semoga menolong anda mengatasi masalah yang dihadapi. Tuhan memberkati !!


TIPS PASKAH UNTUK GURU SEKOLAH MINGGU

Jika Pengurus Sekolah Minggu sepakat untuk mengadakan acara PASKAH yang berkesan bagi anak-anak, maka ide acara ini mungkin akan dapat digunakan untuk menolong anda.

Setelah Firman Tuhan disampaikan, yang intinya menceritakan tentang kedatangan Kristus ke dunia dan kerelaanNya untuk menderita bagi manusia bahkan rela di salib untuk menebus dosa kita, maka mintalah anak-anak untuk maju ke depan dan duduk melingkari "salib" yang disusun dari batang-batang lilin yang diletakkan dalam formasi salib seperti contoh berikut ini:

     ***      ***      *********      *********      ***      ***      ***      ***      ***      ***

Acara dapat diakhiri dengan mengajak anak-anak, khususnya mereka yang belum mengundang Yesus masuk dalam hati mereka untuk berdoa dan meminta Yesus mengampuni dosa-dosa mereka dan memintaNya untuk menjadi Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bagi anak-anak yang telah menerima Yesus, ajaklah mereka untuk merenungkan kasihNya yang luar biasa itu dan berdoa dengan ucapan syukur untuk semua kebaikanNya.

Sumber: Judul Buku: Mengajar Sekolah Minggu