Pribadi Egois

Versi printer-friendly
Maret

Berita Telaga Edisi No. 19 /Tahun II/ Maret 2006/


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl. Cimanuk 58 Malang 65122 Telp./Fax.:0341-493645 Email: telaga@indo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Lilik Suharmini Account : BCA.KCP Galunggung no. 011-1658225


Salah satu pribadi yang sukar untuk menyatu dengan lingkung-an adalah pribadi yang egois. Berikut ini akan dipaparkan ciri dan langkah untuk mengubahnya.

PRIBADI EGOIS

Ciri-Ciri Pribadi yang Egois

  • Hanya dapat melihat dari sudut pandangnya; tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain, apalagi merasakan apa yang orang lain rasakan. Jadi, tidak mudah untuk berdiskusi dengannya karena ia akan berusaha keras agar kita menuruti pendapatnya.

  • Hanya memikirkan kepentingan pribadinya; jadi, apa yang dikerjakannya selalu untuk kepentingan pribadi, bukan murni untuk kepentingan orang lain. Ia tidak mengenal makna pengorbanan dan ketulusan; semua hal diperhitungkan berdasarkan untung-ruginya.

Dampak Pribadi Egois

  • Lingkungan sulit menerimanya karena tidak ada usaha darinya untuk menyesuaikan diri. Daripada terjadi konflik, pada umumnya lingkungan akan menghindar berelasi dengannya sehingga ia terpaksa hidup dalam kesendirian. Malangnya, makin terkucil, makin ia menganggap bahwa lingkunganlah yang salah. Pada akhirnya orang yang egois hidup dalam kesendirian.

  • Lingkungan pun sulit untuk mempercayainya sebab lingkungan menilai ia tidak tulus. Semua yang dikerjakannya cenderung dinilai mempunyai maksud tersembunyi di belakangnya. Pada akhirnya relasinya dengan sesama terhambat dan makin hari makin sedikit orang yang bersedia berelasi dengannya. Kalaupun berelasi, relasi yang terjalin merupakan relasi timbal-balik, tanpa ketulusan dan pengorbanan.

Penyebab

  • Sebagian pribadi egois berasal dari latar belakang keluarga yang terlalu memanjakan sehingga apa pun yang diminta selalu diberikan.

  • Sebagian pribadi egois berasal dari latar belakang hampa kasih sayang sehingga ia tidak pernah belajar mengasihi. Ia menjadi hemat mengasihi dan berkorban karena ia tidak pernah mengenal kasih sayang.

Langkah Menuju Perubahan

  • Pribadi yang egois mesti menerima fakta bahwa ia egois; jangan lagi berkilah dan menyalahkan orang. Ia mesti melihat hal ini sebagai dosa-keangkuhan-bukan hanya karakteristik kepribadian yang unik. Pertobatan berawal dari pengakuan. "Tinggi hati mendahului kehancuran tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan." (Amsal 18:12)

  • Lihatlah apa yang dibutuhkan orang dan cobalah penuhi, tanpa pamrih. Pribadi egois tidak mempunyai teman karena tidak memikirkan orang lain. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17)

  • Hiduplah berdasarkan prinsip: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:38) dan "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka" (Matius 7:12).


MENGENAL LEBIH DEKAT

Mengawali tahun 2006, Tuhan membuka jalan agar TELAGA dapat didengarkan oleh anak-anak Tuhan di kota Blitar dan sekitarnya. Tepatnya awal Pebruari 2006 TELAGA dapat dinikmati melalui HARMONI RADIO COMMUNITY (HRC FM) frekwensi 107 MHz. TELAGA disiarkan setiap hari pk. 22.00 WIB dalam program acara Lembut-kan Hati. Mari……para sahabat yang selama ini sudah setia mendukung TELAGA di dalam doa, jangan lupa mendoakan rekan kita yang baru bergabung ini, supaya TELAGA pun bisa menjadi berkat dan memberikan kesejukan pada setiap hati yang menjerit kepada Tuhan karena beratnya pergumul-an mereka di dalam hidup rumah tangga.


DONATUR

Terima kasih untuk para donatur yang sudah memberikan sumbangannya, yaitu:

1.Ibu PW -Surabaya Rp.1.000.000,00
2. Ibu Melany Rp. 150.000,00
Hasil penjualan kaset, CD dan booklet Rp. 2.617.500,00
Total pemasukan sebesar Rp. 3.617.500,00
Pengeluaran TELAGA bulan ini Rp.4.654.900,00

DOAKANLAH

  1. Bersyukur karena CPU dari salah satu komputer Telaga sudah bisa diperbaiki, dengan mengganti motherboard dll., namun CD player masih rusak, demikian pula komputer yang lain masih harus diperbaiki. Dalam triwulan I tahun 2006, kerusakan peralatan dirasakan silih-berganti.

  2. Doakan untuk tim rekaman (Bp. Gunawan Santoso, Pdt.Dr. Paul Gunadi dan Bp. Yosep) , mudah-mudahan dalam 6 minggu ini bisa menghasilkan 10 kaset., sehingga beberapa radio yang sudah menunggu pengiriman kaset/CD Telaga, bisa dipenuhi.

  3. Doakan agar dalam triwulan II tahun 2006, Telaga bisa merintis kerjasama dengan salah satu radio di Kalimantan Tengah dan bisa be-kerjasama dengan suatu Badan dalam rangka penjualan kaset/CD/booklet di Surabaya.


TELAGA MENJAWAB

Pertanyaan: Saya mempunyai anak laki-laki berumur 11 tahun, yang ingin saya tanyakan adalah anak lelaki saya ini mempunyai sifat ingin tahu urusan/privacy orang lain, yang seharusnya tidak boleh ia tanyakan. Saya hanya menjelaskan bahwa itu tidak boleh, namun terasa sangat sulit. Bagaimana menjelaskan tentang hal ini kepada anak saya?

Jawaban:

Sebenarnya wajar saja jika seorang anak memiliki rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa ingin tahu juga baik untuk perkembangan dan kemajuan dirinya. Tapi kami menduga bahwa sifat ingin tahu yang dimiliki oleh putra ibu (khususnya mengenai privacy orang lain) mungkin agak berlebihan dan bisa berdampak negatif. Beberapa saran yang bisa kami berikan adalah :

  • Berikan teladan dan contoh di mana kita tidak mencari tahu urusan pribadi orang lain. Mulailah dari diri Anda dan anggota keluarga yang lebih dewasa, misalnya suami.

  • Bicarakanlah maksud/tujuan Anda menasihati agar ia tidak mencari tahu apalagi mencampuri urusan pribadi orang lain. Selain itu menjaga agar ia tidak mendapat masalah besar dan juga untuk memperlengkapi dirinya supaya pergaulan dalam hidup ini lebih menyenangkan.

  • Carilah teman yang sehat, temukan teman seiman dan juga persekutuan yang dapat menopang pertumbuhan iman Anda. Kami tahu ini perjuangan yang berat, namun dengan mengaku lemah maka Tuhan akan turut bekerja.

  • Beri pengertian bahwa ada hal-hal yang boleh ia ketahui dari orang lain, tapi ada pula yang tidak sepatutnya dan tidak perlu ia ketahui.

  • Jelaskan bahwa kita tidak berhak mengetahui segala sesuatu yang dipikirkan dan dilakukan oleh orang lain, karena itu adalah kebebasan dan rahasia pribadi orang yang bersang-kutan.

  • Jelaskan bahwa itu akan membawa dampak negatif bagi dirinya, misalnya: ia tidak disukai oleh orang lain, dianggap tidak sopan atau bahkan kurang ajar.

  • Tidak cukup jika Anda mengatakan tidak boleh. Ajaklah dia berpikir dan membandingkan dengan dirinya, tentu ia juga tidak suka bila orang lain ingin tahu rahasia pribadinya.

  • Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menasihatinya, misalnya melalui penginjil dan guru sekolah minggu di gereja, melalui guru sekolah, agar mereka membimbing dan menegurnya secara tidak langsung mungkin melalui ilustrasi atau cerita. Minta mereka merahasiakan kepada putra Anda tentang rencana dan usaha ini.

  • Jika ada pelanggaran di keluarga Anda atau suatu pelanggaran tentang kebebasan dan rahasia pribadi diberitakan dalam suatu media masa, diskusikanlah hal itu. Ajukan pertanya-an pembuka seperti: "Apakah orang itu berhak untuk mengetahui?" atau "Apakah yang salah dengan tindakan itu?" Ini akan menolong anak Anda berpikir lebih mendalam mengenai pokok persoalan ini dan lebih mampu membedakan apakah keinginan tahu itu tepat atau tidak pada tempatnya.

JUDUL -JUDUL TERBARU

Berita Telaga Edisi No. 18 /Tahun II/ Februari 2006/


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl. Cimanuk 58 Malang 65122 Telp./Fax.:0341-493645 Email: telaga@indo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Lilik Suharmini Account : BCA.KCP Galunggung no. 011-1658225


Tidak semua pernikahan direstui orangtua namun ini tidak berarti pernikahan yang tidak direstui orangtua identik dengan tidak direstui Tuhan. Adakalanya orangtua tidak merestui pernikahan anak karena alasan yang salah dan jika ini yang terjadi, setelah berdoa dan meminta banyak nasihat dari anak-anak Tuhan yang dewasa, pasangan bebas untuk melangsungkan pernikahannya. Pertanyaannya, apakah yang harus dilakukan pasangan kepada orangtua setelah pernikahan? Berikut ini ada beberapa masukan.

RELASI YANG TIDAK DIRESTUI

  • Apa pun alasannya, keputusan anak untuk tetap menikah tanpa restu akan menyakitkan hati orangtua. Tindakan itu dinilai sebagai tindakan kurang ajar (tidak hormat) dan tidak menghargai orangtua (tidak berterima kasih). Orangtua merasa dibuang dan dianggap tidak bernilai sebab anak lebih mementingkan pasangannya. Setelah pernikahan, penting bagi anak untuk tetap menunjukkan kasih dan hormat kepada orangtua, kendati orangtua berusaha menolak. Lihatlah penolakan ini sebagai upaya orangtua untuk menyembuhkan lukanya dan sekaligus balas "memukul" anak. Biarkanlah sebab mereka membutuh-kan waktu untuk sembuh dan "membalas." Selang beberapa waktu setelah kemarahan reda dan mereka merasa cukup puas "membalas," biasanya mereka akan menerima anak kembali.

  • Pada umumnya orangtua akan menimpakan semua kesalahan kepada menantu, seolah-olah gara-gara dialah anak melawan orangtua. Jadi, dapat diduga kemarahan dan penolakan orangtua terhadap menantu akan bertahan jauh lebih lama dan dalam ketimbang terhadap anak sendiri. Sebaiknya menantu tidak agresif mencoba menjahit kembali relasi yang telah robek ini. Sikap yang agresif akan membuat orangtua menjauh dan menimbulkan rasa tidak suka sebab mereka akan menuduh tindakan menantu sebagai tindakan "mencari muka" belaka. Sebaliknya, jangan mendiamkan mertua sama sekali, tetap kirimkan kartu ucapan selamat dan foto keluarga kepada mertua. Mendiam-kan orangtua akan membuatnya merasa tidak dihormati. Biarkan orangtua menilai siapa diri kita lewat anaknya sendiri, artinya mereka melihat betapa bahagianya anak menikah dengan menantu yang baik. Dengan kata lain, orangtua melihat kebaikan menantu lewat anaknya sendiri.

  • Berdoa dan terus mengasihi mereka. Tuhan Yesus berkata, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga." (Matius 5:44-45)

Mengenal Lebih Dekat

Tanpa terasa kita sudah menapaki dua bulan di tahun 2006. Tentu saja dari hari ke sehari selama bulan-bulan berlalu, para pembaca tetap merasakan dan menikmati pemeliharaan Tuhan kita yang luar biasa bukan…? Dan tentunya pula para pembaca tetap setia menanti untuk mengenal siapa kira-kira rekan kita yang lain yang sudah menjalin kerja sama untuk menyiarkan program tercinta kita, yaitu TELAGA. Pada Berita Telaga yang terbit dua bulan lalu, radio ini sudah disinggung sebagai salah satu bagian dari Radio HEARTLINE FM NETWORK. Kala itu kita sudah mengenal Radio HEARTLINE FM yang ada di Lampung dan kali ini kita akan mengenal bagian yang lain yaitu Radio HEARTLINE FM BALI, frekwensi 92,2 MHz. Acara TELAGA disiarkan setiap hari Sabtu pk. 19.00 WITA. Jangkauan siarannya meliputi daerah: Denpasar, Gianyar, Ubud, Bangli, Klungkung, Nusa Dua, Kuta, Jimbaran, Kintamani, Nusapenida. Kesetiaan para pembaca untuk ikut ambil bagian dalam mendoakan radio-radio yang sudah bergabung sungguh sangat berarti dan mempermuliakan Tuhan. Merupakan sukacita dan kebahagiaan kami, TELAGA dapat memberkati lebih banyak orang.


DONATUR

Terima kasih untuk donatur yang sudah memberikan sumbangannya, yaitu:

Yayasan Pelayanan Kudus, Samarinda      Rp.      750.000,00
Hasil penjualan kaset, CD dan booklet     Rp.   2.741.500,00
Total pemasukan sebesar      Rp.   3.491.500,00
Pengeluaran TELAGA bulan ini      Rp.  5.851.900,00

DOAKANLAH

  1. Mengakhiri bulan Pebruari 2006, kita bersyukur karena program TELAGA telah berusia 8(delapan) tahun. Dalam suka dan duka, Tuhan senantiasa menopang dan tidak membiarkan apa yang sudah dimulai. Biarlah lebih banyak keluarga Kristen yang bisa menikmati pelayanan ini di seluruh Nusantara maupun di belahan dunia lainnya melalui situs Telaga.

  2. Kerjasama dengan Metanoia Publishing dalam rangka menerbitkan 7 booklet TELAGA.

  3. Tim rekaman yang akan mulai mengadakan rekaman pada pertengahan Maret s.d. April 2006.


TELAGA MENJAWAB

Tanya :

Kenapa saya tidak bisa menoleransi suami saya bila mabuk. Sekalipun baru pulang dari gereja, atau baru saat teduh, raut wajah saya langsung berubah dan malas berbicara apalagi menegurnya. Saya membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengelola kejengkelan saya agar bisa berdamai kembali dengan suami saya. Itupun karena tertuduh dengan firman di I Petrus 2:3 dan Efesus 4:26. Ketika hati saya damai dan perilaku saya kembali lemah lembut, saya pikir saya sudah menang. Namun itu tidak bertahan lama, bila suami saya mabuk lagi, sayapun kembali ke ritme biasanya. Begitulah seterusnya selama 19 tahun perkawinan kami. Akhir-akhir ini hubungan kami semakin memburuk. Kekecewaan yang berulang melahirkan sikap masa bodoh. Tidak ada lagi yang bisa saya share kepadanya, tidak kesedihan, tidak juga kegirangan, bahkan saya sudah pindah kamar tidur, walaupun masih melayani permintaannya untuk berhubungan intim, itupun hanya ketika hati saya bisa berdamai. Pekerjaan saya hanya berharap, berharap,....entah sampai kapan, pokoknya berharap saja.

Jawab :

Sebenarnya sikap Ibu seperti di atas merupakan sikap yang manusiawi dan wajar saja. Bahkan boleh dikatakan Ibu telah bersikap jujur dan tidak munafik. Sebab biar bagaimanapun seorang istri pasti ingin mempunyai suami yang baik. Namun Ibu telah berjuang dan bertahan selama 19 tahun menghadapi suami yang pemabuk, kami sungguh salut. Tentunya kalau hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri tidak mungkin Ibu bisa bersabar terus. Dan kami yakin di sepanjang jalan hidup berumah tangga yang berliku-liku, Tuhan telah dan senantiasa menguatkan Ibu. Bacalah Yeremia 17:5-8

Kami berharap kiranya firman Tuhan dalam I Petrus 3:1-5 terus menguatkan Ibu. "Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu..., tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya."

Ibu sebaiknya berhati-hati sebab dengan pindah kamar tidur sesungguhnya Ibu telah membuka peluang yang lebih berbahaya. Karena peluang untuk suami berselingkuh atau mencari kepuasan di luar rumah makin terbuka luas. Selain menumpahkan keluh kesah kepada Tuhan melalui doa-doa, menurut hemat kami Ibu perlu mempunyai teman seiman untuk menjadi tempat berkeluh kesah tentang pergumulan yang dialami. Mintalah dukungan doa dari keluarga dan teman-teman seiman di gereja atau persekutuan. Yakobus 5:15 dan 16, "Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."

Jangan putus asa dan bosan berharap, kalau selama 19 tahun Ibu bisa bertahan, janganlah menyerah. Yakinlah bahwa Tuhan setia dan akan senantiasa menguatkan anak-anak-Nya yang berharap kepadaNya. Mungkin Ibu saat ini tidak bisa mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga Ibu, namun ingatlah bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. Mazmur 34:19, "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan nyawa orang-orang yang remuk jiwanya."


KISAH MENANTU DAN MERTUA

Dahulu kala di negeri Cina, hidup seorang gadis bernama Li-Li. Ia baru menikah dan tinggal di rumah mertua. Dalam waktu singkat, Li-Li menyadari bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Karakter mereka sangat jauh berbeda. Li-Li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.

Hari berganti hari, dan bulan berganti bulan. Li-Li dan ibu mertuanya tidak pernah berhenti berdebat dan bertengkar. Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di dalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana.

Akhirnya, Li-Li tidak tahan lagi terhadap sifat ibu mertuanya. Ia benar-benar bertekad untuk melakukan sesuatu. Li-Li pergi menjumpai seorang teman ayahnya yaitu Sinshe Wang yang mempunyai Toko Obat Cina. Ia menceritakan situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun yang kuat untuk diberikan pada ibu mertuanya. Sinshe Wang berpikir keras sejenak. Lalu ia berkata, "Li-Li, saya mau membantu kamu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa yang saya sarankan."

Li-Li berkata, "Baik Pak Wang, saya akan mengikuti apa saja yang Bapak katakan, yang harus saya perbuat."

Sinshe Wang masuk ke dalam, dan tidak lama ia kembali dengan menggenggam sebungkus ramuan. Ia berkata kepada Li-Li, "Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika, untuk meyingkirkan ibu mertuamu, karena hal itu akan membuat semua orang menjadi curiga. Oleh karena itu, saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuhnya."

Sinshe Wang melanjutkan, "Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu." Li-Li sangat senang. Ia berterima kasih kepada Pak Wang dan buru-buru pulang ke rumah untuk memulai rencana membunuh ibu mertuanya. Minggu demi minggu, bulan demi bulan pun berlalu. Setiap hari Li-Li melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah "dibumbuinya."

Ia mengingat semua petunjuk dari Sinshe Wang tentang hal mencegah kecurigaan. Maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya, mentaati perintah ibu mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri.

Setelah enam bulan lewat, suasana di dalam rumah itu berubah secara drastis. Li-Li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya tidak pernah lagi marah atau kesal. Ia tidak pernah berdebat lagi dengan ibu mertuanya selama enam bulan terakhir karena ia mendapatkan bahwa ibu mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya.

Sikap si ibu mertua terhadap Li-Li telah berubah, dan mulai mencintai Li-Li seperti puterinya sendiri. Ia terus menceritakan kepada kawan-kawan dan sanak familinya bahwa Li-Li adalah menantu yang paling baik yang ia peroleh.

Li-Li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti layaknya seorang ibu dan anak yang sesungguhnya. Suami Li-Li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi.

Suatu hari, Li-Li pergi menjumpai Sinshe Wang dan meminta bantuannya sekali lagi. Ia berkata, "Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya tidak sampai membunuhnya!"

"Ia telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya sangat mencintainya seperti kepada ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya."

Sinshe Wang tersenyum. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau."

"Satu-satunya racun yang ada, adalah yang terdapat di dalam pikiranmu sendiri, dan di dalam sikapmu terhadapnya, tetapi semuanya itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya." *(BT/diambil dari VO-Cerita Rakyat Cina)

(Catatan: Kisah ini hanya rekaan saja. Tujuannya untuk mengingatkan diri kita agar mampu melakukan koreksi ke dalam diri kita sendiri sebelum berharap orang lain mengubah sikapnya terhadap kita. Semoga bermanfaat, baik bagi rekan yang sudah punya mertua maupun yang belum).

T 195   Disiplin dan Emosi Anak Mengendalikan Emosi Anak Hiperaktif
T 196  Sampai Hari Tuaku Relasi Orangtua dan Anak di Hari Tua

TIPS

Kiat Agar Bisa Menabung Dengan Mudah

  1. Pahami hal ini. Tidak harus menjadi orang kaya dulu untuk bisa menabung. Mulailah dengan menabung dalam jumlah yang tidak memberatkan Anda, misalnya sebesar 10% dari penghasilan Anda perbulan. Lakukan secara rutin, walaupun jumlahnya tidak besar. Bukan jumlahnya yang penting. Proses yang Anda alami ketika membangun kebiasaan menabung akan menjadi dasar yang kuat dari bangunan finansial Anda. Semakin terbiasa Anda menabung maka semakin kuat pula pondasi bangunan finansialnya.

  2. Pay yourself first. Seringkali kesulitan menabung bukan karena tidak adanya uang, tetapi lebih tepatnya karena tidak ada lagi sisa penghasilan yang bisa ditabung. Jadi mengapa harus menunggu ada sisa uang terlebih dahulu, toh selama ini dari penghasilan Anda juga jarang ada sisanya. Karena itu ubahlah kebiasaan Anda dan mulailah dengan membayar tabungan Anda terlebih dahulu sebelum Anda membayar kebutuhan hidup lainnya. Dengan demikian Anda tidak perlu kuatir lagi apakah di akhir bulan ini Anda masih punya uang atau tidak untuk ditabung

  3. Jadikan tabungan sebagai pos pengeluaran. Pada tiap bulannya sebelum Anda melakukan pengeluaran apa pun, bayarlah sejumlah tertentu untuk pengeluaran tabungan. Masukkan tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin bulanan. Anggaplah menabung sebagai pengeluaran rutin Anda sama dengan membayar cicilan hutang, atau biaya rumah tangga lainnya seperti tagihan listrik, PAM, makanan, transportasi dan lain-lain.

  4. Jangan remehkan uang receh. Jangan pernah membayar dengan uang logam. Berbelanjalah hanya dengan uang kertas saja. Jika Anda dapat kembalian uang logam, masukanlah uang logam tersebut ke dalam celengan (celengan ayam atau kaleng). Jangan dibuka sebelum penuh, jika sudah penuh masukkanlah ke dalam rekening Anda di Bank. Besarnya uang logam yang harus masuk celengan dapat Anda tentukan sendiri misalnya uang logam senilai Rp.500,-atau hanya Rp.1.000,-saja atau semuanya.

  5. Naikkan setoran tabungan tiap kali penghasilan Anda naik. Setiap kali Anda mendapat uang lebih seperti bonus tahunan, atau THR maka sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah tabungan Anda. Begitu juga jika gaji Anda naik maka naikkan juga jumlah setoran rutin tabungan Anda.

  6. Miliki rekening khusus tabungan. Sebaiknya tabungan disimpan dalam rekening yang terpisah dengan rekening untuk mem-biayai pos-pos pengeluaran agar akumulasi dana yang terkumpul tidak terpakai untuk pengeluaran lain.

  7. Manfaatkan fasilitas autodebet jika tersedia. Autodebet (fasilitas transfer atau pemindah bukuan) secara otomatis akan mentransfer sejumlah dana dari rekening gaji ke rekening tabungan Anda. Anda tidak perlu lagi repot-repot datang ke bank atau ATM untuk melakukan transfer. (BT diambil dari/VO/-danareksa.com)