Panggilan Tuhan

Versi printer-friendly
Oktober

Berita Telaga Edisi No. 143 /Tahun XIII/Oktober 2016


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





PANGGILAN TUHAN


Sebagai anak Tuhan kita ingin melayani-Nya namun masalahnya adalah, tidak selalu kita dapat dengan jelas memahami kehendak dan panggilan Tuhan. Sekurangnya ada dua sumber kebingungan memahami kehendak dan panggilan Tuhan:
  • Salah satu pergumulan yang kerap dihadapi adalah kita bingung karena tidak tahu apakah yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Secara rasional kita tahu bahwa Ia memunyai rencana yang indah dalam hidup kita tetapi masalahnya adalah kita tidak tahu apa itu yang diinginkan-Nya.
  • Kadang kita pun bingung karena sebetulnya kita tahu apa yang kita ingin lakukan untuk Tuhan namun kita tidak tahu apakah Tuhan menginginkannya pula.
Berikut akan dipaparkan masukan yang diberikan oleh Robert Clinton dalam hal memahami panggilan Tuhan atas hidup kita.
  1. Pada umumnya Tuhan memanggil kita ke pelayanan yang sesuai dengan kepribadian kita. Kepribadian merupakan kumpulan karakteristik yang terbangun dari faktor genetik dan pembentukan lewat pengalaman hidup. Jadi, sering kali Tuhan menempatkan kita ke dalam situasi yang memang menuntut kepribadian seperti yang kita miliki.
  2. Tuhan menghormati keinginan kita. Pada umumnya kita beranggapan bahwa kita tidak boleh memikirkan keinginan hati kita. Pada faktanya adalah Tuhan senang mendengarkan keinginan anak-anak-Nya yang termotivasi melakukan sesuatu untuk Tuhan. Setelah Bill Hybel lulus dari perguruan tinggi, di usia 20 tahunan, ia memulai Willow Creek Community Church, di pinggiran kota Chicago. Bill Hybel terbeban merintis gereja sebab ia menyadari pentingnya peran gereja lokal dalam kehidupan jemaat. Lebih dari 30 tahun kemudian gereja ini telah berkembang dan menjadi pusat pelatihan kepemimpinan. Kerinduan hati Bill Hybel tidak berubah: ia tetap memfokuskan pelayanannya pada peran gereja lokal.
  3. Jika kita merasakan suatu keresahan untuk terlibat dalam suatu pelayanan tertentu, besar kemungkinan itu adalah panggilan Tuhan untuk kita. Sudah tentu kita mesti mengujinya lewat waktu dan konfirmasi dari sesama, namun kita tidak harus bergantung sepenuhnya pada konfirmasi dari orang lain. Sebelum William Carey pergi ke India untuk melayani Tuhan, ia meminta restu Gereja Inggris. Sayangnya para pemimpin gereja tidak mendukung kerinduannya. Mereka malah mengajarkan William Carey bahwa kalau Tuhan berkehendak menyelamatkan orang di India, pastilah Tuhan dapat melakukannya lewat orang lain, tidak harus melaluinya. William Carey tahu bahwa pandangan para pemimpin gereja keliru; itu sebabnya ia tetap memutuskan untuk pergi. Jadi, pekalah dengan desakan Tuhan yang muncul dari dalam. Jika keresahan ini terus berkobar dengan berjalannya waktu, besar kemungkinan itulah tuntunan Tuhan untuk kita.
  4. Bila kita mengetahui bahwa Tuhan memimpin kita untuk melakukan sesuatu bagi-Nya, yakinlah bahwa Ia akan melengkapi kita untuk melakukan pekerjaan-Nya.

    Acap kali setelah kita memutuskan untuk melangkah, barulah Tuhan mengutus orang tertentu untuk terlibat mendukung pekerjaan ini. Atau, Tuhan menyediakan kesempatan kepada kita untuk mempelajari hal-hal baru itu. Singkat kata, jarang sekali di titik awal Tuhan menyediakan semuanya. Tuhan ingin melihat iman sebab pada akhirnya mustahil kita dapat mengerjakan pekerjaan-Nya tanpa iman.

  5. Adakalanya Tuhan membelokkan langkah hidup dan pelayanan kita membuat kita masuk ke dalam sebuah situasi yang mendesak. Sering kita berontak karena merasa tidak nyaman dengan perubahan situasi itu. Namun karena pembelokan ini atau karena munculnya situasi yang mendesak ini, kita terpaksa mengubah haluan pelayanan. Jangan panik! Tuhan kerap bekerja dengan cara seperti ini. Robert Jaffray adalah hamba Tuhan yang melayani di China sebab ke sanalah Tuhan memanggilnya. Namun di tengah perjalanan pelayanannya, ia terpaksa meninggalkan China akibat situasi di sana yang tidak lagi memungkinkan ia melanjutkan pelayanan. Di usia di atas 50, ia datang ke Indonesia dan memulai pelayanan yang baru. Ia tidak berumur panjang sebab pada masa pendudukan Jepang, ia ditangkap dan akhirnya meninggal dalam penahanan Jepang. Namun Tuhan memakai hamba-Nya yang setia. Jejak pelayanannya terlihat paling jelas di sini, bukan di China.
Firman Tuhan: “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. (Roma 8:28)

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T277A.

TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom, Saat saya membaca artikel Panggilan Tuhan ada satu pernyataan bahwa salah satu indikasi panggilan Tuhan adalah jika kita merasakan suatu keresahan untuk terlibat dalam suatu pelayanan tertentu, besar kemungkinan itu adalah panggilan Tuhan untuk kita. Jadi mungkin kita tiba-tiba atau secara perlahan merasakan sebuah keresahan di dalam hati kita yaitu mau berbuat sesuatu dan rasanya Tuhan taruh ini di dalam hati kita secara terus-menerus. Tetapi, bagaimana jika saat kita ingin terlibat pelayanan, tapi semakin besar keraguan kita untuk melakukannya?

Saat ini saya sedang bergumul dengan pelayanan. Sejak kecil, saya sudah tertarik dengan hal-hal yang berbau rohani. Sejak SD saya sudah mengenal apa pelayanan itu, bagaimana melayani itu, dan sebagainya. Bahkan saya sempat memiliki impian untuk menjadi hamba Tuhan. Tetapi, karena beberapa hal, akhirnya saya mengurungkan niat itu. Karena beberapa hal lainnya, akhirnya saya juga bersyukur tidak jadi masuk sekolah teologia. Beberapa tahun ini saya melayani di sebuah gereja lokal dan saya merasa senang di tempat ini. Sampai akhirnya saat ini gembala senior berencana mengangkat saya menjadi Pdp (pendeta pembantu). Semakin saya bergumul, saya semakin gelisah (untuk TIDAK MENERIMA JABATAN tersebut). Di satu sisi saya merasa bahwa 'Hei, ini yang kamu inginkan!' atau 'Sekarang waktunya’. Di sisi lain saya merasa 'cukup sampai di sini' karena berbagai faktor, paling tidak karena hal ini:

  • Dalam perjalanan hidup saya memahami bahwa melayani tidak harus menjadi hamba Tuhan atau pendeta. Ada banyak cara untuk melayani Tuhan.
  • Ada beberapa hal di dalam gereja yang membuat saya berpikir berulang kali untuk menerima hal tersebut.
Bagaimana caranya mengetahui bahwa menjadi Pdp adalah memang dari Tuhan atau tidak? Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.

JAWAB

Shalom, Saya berharap Anda dapat membedakan antara "problem dalam pelayanan" dan "panggilan ke dalam pelayanan." Tampaknya, di depan mata Anda terbentang "problem dalam pelayanan" yang membuat Anda, bukan saja ragu, tetapi sesungguhnya tidak ingin terjun ke dalam pelayanan. Reaksi Anda wajar dan manusiawi; kebanyakan kita tidak ingin terlibat dalam masalah. Namun, pada akhirnya Anda mesti memastikan apakah ada "panggilan ke dalam pelayanan." Untuk itu Anda mesti datang kepada Yang Memberi Panggilan, yakni Tuhan Kita Yesus. Jika memang Ia memanggil, makin menolak makin Anda merasa resah. Berikut, jika memang Ia memanggil, makin hari makin takut Anda mengiyakan. Bukan karena tidak mau melayani-Nya tetapi karena takut tidak mampu melayani-Nya. Sewaktu Tuhan memanggil Musa, Musa menolak karena takut tidak mampu melayani-Nya. Sewaktu Tuhan memanggil Yeremia, Yeremia pun menampik karena takut tidak mampu melayani-Nya. Jadi, silakan Anda menggumulkan kembali dan dari jauh, saya akan berdoa buat Anda. Izinkan saya membagikan dua pelajaran praktis yang saya peroleh dari pengalaman saya melayani Tuhan sebagai gembala sidang:
  1. Ada hari baik, ada hari buruk. Hari baik tidak berlangsung terus menerus, hari buruk pun tidak berlangsung terus menerus.
  2. Ada Tuhan dan kita bekerja buat Tuhan. Pernyataan ini sederhana dan sering kita dengar, tetapi buat pelayan Tuhan, pernyataan ini sangat bermakna dan menguatkan.
Salam: Paul Gunadi


DOAKANLAH:

  1. Bersyukur DVD Telaga versi 2016 telah selesai dan digandakan.
  2. Bersyukur berkat kerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media, telah terbit buku “Tujuh Bantal Keluarga”. Buku cetak ini juga telah ditampilkan dalam 6 e-commerce Indonesia dan Goodreads (situs media sosial untuk penggemar buku).
  3. Doakan untuk buku “Tertawa dengan Menangis bersama Anak” agar dalam tahun ini juga bisa terbit seperti buku “Tujuh Bantal Keluarga”.
  4. Doakan untuk Ev. Sindunata Kurniawan dalam kesibukannya agar dalam waktu dekat rekaman lanjutan dari “LGBT” bisa selesai.
  5. Pembuatan artikel seputar berpacaran masih belum selesai, Doakan untuk Bp. Andrew A.Setiawan agar bisa mengatur waktu dalam menulis dan kesibukannya di Oasis Counseling Centre.
  6. Doakan untuk proyek pembuatan video Telaga, supaya Sdr. Jethro bisa mengerjakannya dengan baik di tengah kesibukannya. Juga doakan untuk rencana drama Telaga. Bersyukur Tuhan telah menggerakkan beberapa rekan untuk membantu. Semoga proyek ini terlaksana sebelum tahun ini berakhir.
  7. Kita tetap mendoakan untuk Ibu Dientje Winarto yang pernah membantu dalam rekaman Telaga, yang menjalani cuci darah 2x seminggu, hari Senin dan Kamis di Malang.
  8. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
    001 – Rp 100.000,-
    011 – Rp 150.000,-
    015 – Rp 1.500.000,- untuk 3 bulan



JUDUL TERBARU

T474 B Rehabilitasi Remaja Bermasalah
T485 A Memahami HIV AIDS
T485 B Hidup Bersahabat dengan HIV AIDS
T486 A LGBT (I) : Mengenal LGBT
T486 B LGBT (II) : Penyebab LGBT
T486 C LGBT (III) : Pulih dari LGBT
T487 A Menyiapkan Anak Berpacaran
T487 B Mendampingi Anak dalam Masa Berpacaran
T488 A Bila Anak Tidak Menikah
T488 B Bila Anak Bercerai
T489 A Pelecehan Seksual pada Anak (I)
T489 B Pelecehan Seksual pada Anak (II)
T490 A Masalah Suami Istri di Masa Tua (I)
T490 B Masalah Suami Istri di Masa Tua (II)
T491 A Memahami dan Merawat Penderita Dementia
T491 B Pergumulan di Hari Tua
T492 A Tantangan Orangtua Tunggal
T492 B Keluarga Sambung
T493 A Orangtua Baru dan Tantangannya
T493 B Tantangan Istri yang Harus Bekerja
T494 A Pengantin Baru dan Tantangannya
T494 B Penyebab Perselingkuhan Meluas
Aku yang menanam dan Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. 1 Korintus 3:6