Topeng dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T049A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Topeng pernikahan di sini merupakan diri yang kita sajikan kepada pasangan hidup kita, sebab kita berkeyakinan bahwa itulah diri yang diharapkan oleh pasangan kita.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Topeng di sini bukanlah sesuatu yang negatif, topeng bukanlah untuk menyembunyikan diri, tapi topeng lebih merupakan diri yang kita sajikan kepada pasangan hidup kita, sebab kita berkeyakinan bahwa itulah yang diharapkannya.

Harapan saya, dalam pembahasan ini kita bisa mengerti bahwa:

  1. Topeng adalah sesuatu yang wajar asal bukan dengan tujuan untuk memanipulasi atau menipu pasangan kita.

  2. Kita harus siap menerima diri pasangan kita yang berubah, yang tidak sama dengan seperti yang kita kenal sebelumnya.

Tujuan seseorang menggunakan topeng pada awal pernikahannya: Sebuah upaya untuk mengesankan hati pasangan kita, kita akan melakukan hal-hal yang akan membuat dia tertarik kepada kita. Sudah tentu hal-hal yang akan membuat dia tertarik kepada kita adalah hal-hal yang dia sukai, yang memang menjadi nilai hidupnya. Biasanya di situlah fokus perhatian kita pada awal perkenalan. Jadi sekali lagi topeng di sini bukanlah upaya untuk menyembunyikan diri, tapi untuk menyajikan diri sesuai dengan harapan pasangan kita. Kalau boleh saya pakai istilah restoran, kita berusaha menyajikan atau memberi makanan sesuai dengan pesanan atau apa yang diinginkannya. Saya kira itu memang menjadi bagian alamiah dalam perkenalan antara 2 pribadi.

Dengan memakai topeng walaupun itu positif, pasti akan menimbulkan resiko atau kekurangan yang terjadi pada diri seseorang atau pasangan itu. Pada intinya ada dua resiko yang timbul:

  1. Yang pertama, kita mengabaikan hal-hal yang tidak kita sukai yang ada pada pasangan kita.

  2. Yang kedua, kita akhirnya gagal menyoroti kebutuhan kita sendiri karena fokus perhatian lebih tertuju pada pasangan kita.

Perlu diakui bahwa perlahan-lahan topeng yang kita pakai akan dilepaskan juga. Lepasnya topeng adalah merupakan hasil interaksi dari kedua belah pihak. Di mana kedua-duanya akhirnya melepaskan topeng dan ini bukanlah proses satu arah. Kita memunculkan keinginan dan kebutuhan kita, pasangan mulai mengenal kita yang sebenarnya.

Beberapa langkah untuk mengatasi hal-hal yang mengecewakan karena memakai topeng:

  1. Seseorang harus belajar menyadari dan mengemukakan kebutuhannya.

  2. Semasa masih muda dan belum memasuki pernikahan perlu persiapan. Seseorang harus lebih berani dan jujur dengan dirinya, dan yakin bahwa jodoh itu benar-benar di tangan Tuhan, dan kalau memang ini memang pasangan yang tepat untuknya, jangan takut kehilangan pasangan tersebut.

  3. Kita perlu belajar untuk menerima keberadaan pasangan kita.

Kalau dalam pernikahan pasangan itu, kedua-duanya gagal melepaskan topengnya maka hubungan mereka akan terhenti dan tidak bertumbuh lagi.

Ini akan berpengaruh kepada anak-anak mereka, karena anak-anak akan melihat:

  1. Hubungan orang tua mereka terlalu ideal. Tidak riil sama sekali, di mana keduanya selalu cocok dan terus mencocokkan diri dalam peranan tersebut.

  2. Orang tua mereka selalu menghindarkan atau membatasi diri dari topik-topik yang terlalu dalam karena kalau terlalu intim membicarakan topik-topik tertentu akan terjadi ketidak cocokan dan pertengkaran.

Mazmur 41:2-3a bisa kita jadikan pegangan: "Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, Sehingga ia disebut berbahagia di bumi;"

Alkitab menjelaskan bahwa salah satu natur Allah yang terutama adalah penuh belas kasihan. Waktu kita melihat pasangan kita berubah dan menunjukkan kelemahannya, kebutuhannya, dan sebagainya, maka kita harus menyambut dengan belas kasihan. Kebalikannya waktu kita menyadari kebutuhan kita dan menginginkan pasangan kita untuk memperhatikan dan memenuhinya, jangan kita mengutarakannya dengan sombong atau ketinggian hati, apalagi dengan paksaan, supaya dia mengerti kita dan memberikan apa yang kita butuhkan.