Mengidolakan Anak

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T110B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Mengidolakan anak berarti memuji kelebihan anak tanpa batas dan gagal mengakui kelemahan anak. Berarti juga memfokuskan pada satu aspek yaitu aspek kelebihan atau hal-hal yang kita sukai sedangkan untuk kelemahannya kita nggak mau melihatnya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Mengidolakan anak berarti memuji kelebihan anak tanpa batas dan gagal mengakui kelemahan anak. Jadi saya akan memunculkan dua aspek ini, ada hal-hal tentang anak yang kita sukai, anggap saja itu kelebihannya, ada hal-hal tentang anak yang harus kita akui, itulah keterbatasan atau kekurangannya.

Mengidolakan anak berarti hanya memfokuskan pada satu aspek yaitu aspek kelebihan atau hal-hal yang kita sukai itu dan kita terus memberikan komentar positif, memuji-muji dia, mengagum-agumi dia tanpa batas, sedangkan kelemahannya kita tidak mau melihatnya.

Salah satu ciri orang tua yang mengidolakan anak adalah:

  1. Cenderung hanya membicarakan keberhasilannya, dia sulit membicarakan yang lain, jadi di depan anak maupun di depan orang lain hanya membicarakan kehebatan anaknya itu.

  2. Cenderung mengecilkan dan hampir tidak pernah menghukum anak atas kesalahannya, jadi yang namanya kesalahan itu akan diabaikan.

  3. Mereka menolak mengakui keterbatasan anak.

Dampak perlakuan orang tua ini bagi anak yaitu:

  1. Orang tua ini akan menggelembungkan penghargaan diri anak dan membuat si anak haus pujian. Bahayanya anak ini akan menuntut orang untuk juga memuji-muji dia sebab dia menganggap dirinya layak untuk mendapatkan perlakuan yang seperti itu dari orang lain.

  2. Anak ini biasanya sukar menerima perlakuan orang. Jadi dalam pergaulan dia akan

  3. Mengalami kesukaran karena intinya tidak bisa dikritik, tidak bisa menerima komentar yang negatif tentang dirinya.

Saran bagi orang tua:

  1. Kalau memberikan pujian kepada anak, hendaknya kita berikan secara spesifik dan berkala. Spesifik di sini yaitu pada perbuatannya. Kadang-kadang kita mau memuji pada kondisi tubuhnya atau kepandaiannya bukan pada perbuatannya sesuatu yang dibawanya sejak lahir.

  2. Ada waktunya menunjukkan kekecewaan kepada anak, dan bukan hanya kekaguman. Ada tempat dan waktu untuk menunjukkan kekaguman pada anak.

  3. Jangan orangtua terlalu takut menidisiplin anak asal disiplin itu kita berikan dengan tepat. Disiplin yang tepat tidak menghancurkan anak, disiplin yang tepat hanyalah membatasi gerak anak sehingga dia tidak menjadi anak yang liar.

  4. Jangan biarkan pengalaman masa lalu mengaburkan pendidikan anak yang benar. Di antara kita orangtua yang dibesarkan secara tidak baik oleh orangtua kita. masa lalu kita yang pahit dan berjanji tidak akan memperlakukan anak seperti ini, jangan sampai ini mengaburkan pandangan kita bagaimana membesarkan anak dengan baik.

Amsal 19:18, "Hajarlah anakmu, selama ada harapan tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya." Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya dikatakan: Discipline your son, for in that there is hope. Disiplinlah anakmu karena di situlah letak harapan. Jadi sebetulnya waktu kita mendisiplin anak kita sedang menciptakan pengharapan bahwa ada masa depan, kalau kita tidak mendisiplin anak, justru kita mematikan masa depan si anak.