Menghadapi Remaja yang Pemarah( II)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T535B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Beberapa hal lain yang menyebabkan anak pemarah adalah ia menyerap banyak kemarahan dalam keluarga, ia menjadi bulan-bulanan teman-temannya, akibat pengaruh lingkungan, keterbatasan pada dirinya yang membuatnya merasa minder. Kita hanya dapat menolong anak berdamai dengan kekurangan pada dirinya, menghargai kebisaannya, menghargai kelebihan teman dan bergembira dengan mereka. Diharapkan lambat laun anak akan lebih tenang dan surut dari kemarahannya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Anak tumbuh menjadi pemarah sebab :

5 Ia melihat dan MENYERAP BANYAK KEMARAHAN DI DALAM KELUARGA. Pertengkaran demi pertengkaran yang didengar anak akhirnya masuk ke dalam jiwa anak membuat anak terganggu. Pada umumnya selain ketegangan atau kecemasan, perasaan lain yang kerap timbul adalah kemarahan; anak menjadi sensitif dan mudah marah. Pada dasarnya kemarahan anak berasal dari dua sumber. Pertama, anak marah terhadap ketidakharmonisan yang disaksikannya. Ia marah melihat orangtuanya terus bertengkar sebab pertengkaran mengganggu kesejahteraan dirinya. Kedua, anak marah karena ia telanjur menyerap kemarahan dari orangtuanya. Dengan kata lain, kemarahan orangtua masuk dan menjadi bagian dari dirinya. Walau sebenarnya ia tidak suka marah, namun karena kemarahan sudah menjadi bagian dari dirinya, ia pun menjadi mudah marah. Sudah tentu jalan keluarnya adalah mengurangi, baik frekuensi maupun kadar pertengkaran di antara kita. Jika kita masih sering bertengkar, anak tidak akan berubah—ia akan tetap menjadi pemarah. Sampai ia keluar dari rumah, ia akan terus terperangkap di dalam kemarahan. Jadi, tidak ada jalan lain, bila kita menginginkan anak untuk tidak bertumbuh menjadi pemarah, kita mesti menyelesaikan masalah pernikahan yang kita hadapi.
6 Ia menjadi BULAN-BULANAN TEMAN-TEMANNYA. Sebenarnya ia bukanlah pemarah, tetapi karena terus menjadi bulan-bulanan teman-temannya, lama kelamaan ia menjadi pemarah. Ia frustrasi karena ia tidak dapat berbuat banyak melawan teman-teman yang suka mengejeknya. Itu sebab, kemarahan bertumpuk di dada, membuatnya mudah meledak. Bila kita tahu itulah yang terjadi, kita dapat meminta anak untuk menceritakan masalah yang dihadapinya. Kemudian kita memintanya untuk mengizinkan kita menghadap pimpinan sekolah untuk menyampaikan teguran kepada teman-temannya. Bila ia tidak mengizinkan, sebaiknya kita mengikuti kehendaknya agar ia tidak malu di hadapan teman-temannya. Kita pun dapat mendorongnya untuk membela diri dan tidak membiarkan teman-teman terus menjadikannya obyek bulan-bulanan.
7 Akibat PENGARUH LINGKUNGAN, dalam hal ini teman yang berperangai buruk, sering marah dan menyakiti orang. Kita tahu lingkungan memengaruhi kita, baik kepribadian maupun emosi kita. Lingkungan yang kejam membuat kita kejam dan lingkungan yang sarat kemarahan, dapat menjadikan kita pemarah pula. Kadang, anak terseret masuk ke dalam kelompok teman yang kejam dan senang menyakiti orang. Walau pada dasarnya ia bukanlah anak yang seperti itu namun karena ia terus bergaul dengan mereka, pada akhirnya ia pun mencontoh perilaku teman-teman dan menjadi seperti mereka. Jika itu yang terjadi, kita perlu menasihati anak untuk tidak ikut menjadi seperti teman-temannya. Ingatkan anak akan siapa dirinya yang sesungguhnya dan sadarkan anak betapa menyakitkan menjadi korban perilaku teman-temannya. Pada akhirnya doronglah anak untuk tidak berkawan dengan mereka supaya mereka tidak memengaruhi dirinya. Amsal 14:31 mengingatkan, "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia."
8 KETERBATASAN PADA DIRINYA YANG MEMBUATNYA MINDER. Keminderan dapat membuat anak ciut dan takut, tetapi keminderan juga dapat membuat anak bergolak dengan kemarahan. Ada begitu banyak anak minder yang akhirnya melakukan tindakan kejam kepada sesama oleh karena kemarahan yang tertimbun di dalam hatinya. Itu sebab kita mesti memberi perhatian kepada anak yang minder. Setidaknya ada dua penyebab munculnya kemarahan pada anak yang minder. Pertama adalah merasa direndahkan dan ditolak. Banyak anak minder yang merasa ditekan atau ditindas oleh lingkungan. Atau, setidaknya mereka merasa telah diperlakukan tidak adil. Kemarahan adalah bentuk membalas. Kedua, iri hati. Sebagian anak minder merasa iri melihat anak lain yang begitu senang dan menikmati hidup sebab mereka sendiri tidak bisa akibat keterbatasan yang dimilikinya. Iri hati akhirnya melahirkan kemarahan dan di sini kemarahan berfungsi sebagai upaya untuk membuat orang tidak terlalu bahagia. Kita menolong anak yang minder untuk tidak menjadi pemarah dengan cara mengajaknya melihat dan mengakui keterbatasannya. Anak perlu berdamai dengan kekurangan pada dirinya dan menghargai kebisaannya. Selama anak tidak berdamai dengan keterbatasannya dan tidak menghargai kebisaannya, anak akan selalu minder dan beresiko menyimpan kemarahan. Nah, kita hanya dapat menolong anak berdamai dengan kekurangan pada dirinya dan menghargai kebisaannya dengan cara menerima dirinya apa adanya dan menghargai kebisaannya. Sewaktu kita menerima kekurangan pada dirinya dan menghargai kebisaannya, anak pun akan belajar menerima dirinya dan menghargai kebisaannya.

Namun ada satu lagi hal yang mesti anak perbuat agar ia tidak marah melihat sesama teman yang lebih beruntung darinya, yaitu menghargai kelebihan teman dan bergembira untuk mereka. Kita harus mendorong anak melihat dan mengakui kelebihan teman dan bersukacita bersama mereka. Jika anak tidak dapat mengakui dan menghargai kelebihan teman, anak akan terus dipenuhi kemarahan. Amsal 14:30 menasihati kita, "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang."