Mencari yang Ideal

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T135A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam mencari pasangan hidup acap kali kita diperhadapkan dengan pertanyaan: “Sejauh manakah seharusnya kita mengkompromikan standar? Hal-hal apakah yang dapat kita kompromikan dan hal-hal apakah yang tidak dapat kita kompromikan? Materi ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Dalam mencari pasangan hidup acap kali kita diperhadapkan dengan pertanyaan, "Sejauh manakah seharusnya kita mengkompromikan standar? Hal-hal apakah yang dapat kita kompromikan dan hal-hal apakah yang tidak dapat kita kompromikan?"

Hal-Hal yang Tidak Dapat Kita Kompromikan:

  1. Apakah ia sungguh-sungguh mencintai Tuhan? Ini adalah masalah kepatuhan pada firman Tuhan, bukan masalah pilihan atau preferensi. Cintanya kepada Tuhan akan membuatnya lebih terbuka terhadap pimpinan Tuhan, misalnya untuk meminta maaf, untuk bermurah hati, untuk bertanggung jawab terhadap keluarganya, dan untuk hidup kudus dan benar.

  2. Apakah ia sungguh-sungguh mencintai kita? Bedakan antara ucapan dan perbuatan; mengatakan cinta tidak sama dengan mengorbankan diri demi cinta. Berapa relanya ia mendahulukan kepentingan kita di atas kepentingan hal dan orang lain. Juga pantau perkembangan cintanya lewat proses waktu: Apakah cintanya makin luntur atau makin kuat? Apakah makin hari makin berharga kita diperlakukannya?

Hal-Hal yang Dapat Dikompromikan:

  1. Penampilan fisik. Meski bisa dikompromikan namun mesti tetap ada unsur ketertarikan.

  2. Pendidikan. Yang lebih penting daripada pendidikan adalah kesamaan minat dan tingkat inteligensia. Kedua hal ini akan mempengaruhi komunikasi dan pada akhirnya, keintiman.

  3. Kekayaan. Yang lebih penting daripada kekayaan adalah kerajinan dan tanggung jawab.

  4. Keromantisan. Yang lebih penting daripada keromantisan adalah persahabatan. Dapatkah kita berkata bahwa dia adalah sahabat kita di atas fakta bahwa dia adalah kekasih kita?

Prinsip Umum

  1. Pilihlah yang terbaik. Jangan terlalu mudah mengkompromikan nilai karena desakan orang, desakan usia, atau desakan pasangan sendiri. Pernikahan merupakan keputusan yang penting dan akan mempengaruhi hidup kita untuk kurun yang panjang, jangan cepat-cepat menurunkan standar. Berikanlah yang terbaik untuk diri sendiri.

  2. Fokuskan bukan hanya pada kuantitas kelemahannya tetapi juga kualitas kelemahannya. Lihatlah aspek yang buruk pada pasangan kita dan bertanyalah, "Seberapa buruknyakah hal itu?" Satu hal yang teramat buruk akan dapat merusakkan aspek positif lainnya.