Mencari Istri yang Cakap

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T480A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Masa berpacaran adalah kesempatan untuk mengenal calon istri sebaik-baiknya. Memang tidak ada jaminan bahwa orang tidak akan berubah tetapi pengenalan yang baik setidaknya dapat mengurangi kemungkinan kita salah pilih istri. Berikut ini akan dipaparkan beberapa tipe wanita yang kerap kali menimbulkan masalah dalam pernikahan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

H. Norman Wright, seorang penulis dan konselor keluarga, membagikan pengamatannya bahwa di Amerika Serikat, orang lebih banyak menghabiskan waktu mempersiapkan ujian surat izin mengemudi ketimbang mempersiapkan pernikahannya. Singkat kata, banyak orang masuk ke dalam pernikahan tanpa mengenal pasangannya dengan baik. Berikut ini akan dipaparkan beberapa tipe wanita yang kerap kali menimbulkan masalah dalam pernikahan.

  1. Wanita yang memandang diri sebagai PUTRI RAJA. Perhatiannya hanya tertuju pada diri sendiri, secara spesifik pada kecantikannya. Setiap hari yang dikerjakannya hanyalah pemeliharaan tubuh dan kecantikan. Hal-hal lain, tanggung jawab berumah tangga tidak dihiraukannya. Setelah memunyai anak, ia langsung menyerahkan tanggung jawab membesarkan anak kepada pengasuh atau suaminya. Pada umumnya wanita seperti ini egois. Kepentingannya mesti dikedepankan, kepentingan orang lain dikorbankan. Akhirnya suami maupun anak terabaikan, masalah pun meledak.
  2. Wanita yang terus TERIKAT DALAM RELASI DENGAN KELUARGA ASALNYA. Ia merasa bertanggung jawab untuk memerhatikan keluarganya dan berusaha mencukupi kebutuhan mereka. Masalahnya adalah ia melakukannya secara berlebihan sehingga ia lebih mengutamakan keluarga asal ketimbang keluarganya sendiri, secara khusus suaminya. Jika keluarga asalnya membutuhkan bantuan keuangan, dengan segera ia memberikannya. Sebaliknya, bila keluarga suami membutuhkan dukungan, ia melarang suami memberikan bantuan, atau ia tidak terlalu bersemangat menolong.
  3. Wanita yang MEMENTINGKAN ANAK DI ATAS SUAMI. Sudah tentu anak memerlukan perhatian; baik ibu maupun ayah harus berusaha memberikannya. Namun ada sebagian wanita yang begitu memunyai anak, mencurahkan segenap perhatiannya pada anak saja. Seakan-akan relasi dengan suami sudah tidak ada lagi. Sewaktu anak kecil ia beralasan anak masih memerlukan perhatian, tetapi setelah anak besar pun ia tetap lebih nyaman bercengkerama dengan anak ketimbang dengan suami. Sudah tentu suami mesti introspeksi diri sebab mungkin ada penyebab yang membuat istri tidak menikmati bercengkerama dengannya. Bila ia telah berusaha dan istri tetap bersikap demikian, mungkin masalah bersumber pada istri.
  4. Wanita yang KEKANAK-KANAKAN. Mungkin ia terbiasa hidup senang, semua disediakan, dan ia tidak perlu bersusah payah mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Setelah menikah ia melepas tanggung jawab karena kemalasannya dan kurangnya disiplin diri. Ia terus bergantung pada orang untuk mengerjakan kewajibannya dan berusaha mengelak dari tanggung jawab.
  5. Wanita yang BERGANTUNG dan TIDAK AMAN. Ia terus memonitor suami dan ingin selalu tahu ke mana suami pergi dan siapa yang dijumpainya. Ia juga sering bertanya apakah suami tertarik kepada si anu dan menuntut suami untuk terus menunjukkan kasih dan perhatian. Ia pun cenderung membatasi pergaulan suami, bukan hanya dengan teman tetapi juga dengan keluarga asalnya. Singkat kata ia berusaha mengurung suami di rumah. Pada umumnya ia mudah tersinggung dan mudah salah paham. Akhirnya untuk menghindari konflik suami harus selalu menuruti keinginannya.
  6. Wanita yang PENDENDAM. Dunia sarat dengan orang yang tidak sempurna dan semua dapat melakukan kesalahan. Itu sebab sifat mengampuni penting dan mutlak dimiliki. Orang yang tidak dapat atau sukar mengampuni bukan saja tidak diperkenan Tuhan, ia pun sulit hidup dengan orang. Ada wanita yang pendendam; ia terus mengingat perbuatan orang yang menyakiti hatinya. Ia pun tidak mudah mengampuni kesalahan suami; ia terus mengingat kesalahan suami. Akhirnya hatinya penuh kepahitan dan relasi dengan suami pun terganggu.
  7. Wanita yang KERAS HATI DAN SUKAR TUNDUK KEPADA OTORITAS. Pada umumnya ia memunyai latar belakang yang tidak menyenangkan. Mungkin ayahnya meninggalkan dan mengkhianati keluarga; mungkin ayahnya memperlakukan ibunya secara tidak baik. Akhirnya ia bertumbuh besar membawa kemarahan tersembunyi kepada figur otoritas, terutama pria, yang dianggapnya sebagai penjajah. Tidak bisa tidak, sikap memberontak seperti ini akan berdampak buruk pada pernikahan. Ia sulit menerima nasihat dan sukar mengalah.

Masa berpacaran adalah kesempatan untuk mengenal calon istri sebaik-baiknya. Memang tidak ada jaminan bahwa orang tidak akan berubah tetapi pengenalan yang baik setidaknya dapat mengurangi kemungkinan kita salah pilih istri. Mungkin beberapa saran berikut ini dapat dipertimbangkan, CARILAH ISTRI YANG :

  1. TAKUT AKAN TUHAN. Istri yang takut akan Tuhan adalah istri yang berhikmat dan menjauhi kejahatan atau dosa. Amsal 9:1 berkata, "Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya." Amsal 16:6 menegaskan, "karena takut akan Tuhan orang menjauhi kejahatan." Sekali lagi, carilah istri yang takut akan Tuhan karena di dalam takut akan Tuhan ada hikmat dan kekudusan.
  2. BERINISIATIF. Ia tidak menunggu dengan pasif,sebaliknya, ia berusaha. Ia mencari jalan dan tidak mudah menyerah.
  3. MENGASIHI SESAMA. Ia rela berkorban bagi kepentingan orang dan mudah memaafkan. Ia senang bertemu dan bergaul dengan orang; ia merasa aman dan percaya kepada suami.
Jangan lupa berdoa MEMINTA PIMPINAN TUHAN dan terimalah masukan dari orang. Amsal 31:10 berkata, "Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata." Ya, istri yang cakap sangat berharga dan untuk mendapatkannya kita memerlukan pimpinan Tuhan. Selain melalui Firman-Nya, acapkali Tuhan menuntun lewat peristiwa yang terjadi dan nasihat, baik dari orangtua maupun pembimbing rohani serta kawan kerabat. Bukalah telinga sebab orang yang membuka telinga akan mendengar banyak dan menerima hikmat.