Menabur Penghargaan Menuai Cinta

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T439A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Cinta itu jauh lebih luas daripada penghargaan namun penghargaan itu dapat menjadi wujud nyata dari cinta kasih. Dan semakin besar penghargaan yang kita berikan makin besar kemungkinan cinta kasih itu tetap berjalan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Beberapa upaya yang harus dilakukan oleh pasangan suami-istri untuk tetap membina hubungan cinta mereka:

  1. Satu konsep yang menjadi dasar cinta kasih dapat kita wujudkan dalam bentuk penghargaan. Penghargaan dapat menjadi wujud nyata dari cinta kasih, makin banyak penghargaan makin besar kemungkinan cinta kasih itu tetap berjalan. Cinta kasih yang kehilangan aspek penghargaan, lama-lama akan kehilangan cinta itu sendiri.

  2. Cara kita memperlakukan orang akan mempengaruhi penilaian kita terhadap orang itu. Maksudnya adalah kalau kita memperlakukan seseorang dengan penuh hormat, dengan halus, dengan lemah lembut, kita cenderung menilai dia bagus, positif dan tinggi, ini prinsip yang harus kita sadari.

  3. Prinsip ketiga cinta terlihat jelas dalam perbandingan. Maksudnya cinta terlihat jelas dalam perbandingan dalam pengertian sewaktu dibandingkan dengan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Misalnya, saya bisa berkata pada istri saya, saya sangat mencintaimu, saya tidak dapat hidup tanpa engkau. Tapi kalau orang lain minta saya pergi, orang lain mengundang saya, nomor satu saya akan mendahulukan orang lain dan saya akan dengan mudah sekali mengesampingkan istri saya. Tentu dia tidak akan melihat cinta saya, semua yang saya ucapkan kepada dia waktu kami berduaan tidak berdampak. Karena waktu dibandingkan dengan bagaimana saya memperlakukan orang lain ternyata dia donomorduakan. Jadi prinsip ketiga ini adalah mengorbankan kepentingan sendiri itu cinta, mengorbankan kepentingan pasangan itu berarti menomorduakannya.

Efesus 5:28,29, "Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri, sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat."

Yang menarik di sini adalah Tuhan berkata siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri. Ini sebetulnya konsep kesatuan antara suami dan istri, jadi boleh juga kita balik siapa mengasihi suaminya mengasihi diri sendiri pula. Sebab memang suami dan istri dalam konsep Alkitab bersatu dan menjadi satu, ibarat sirup dan air yang sudah larut dan tak dapat lagi dipisahkan. Barangsiapa mengasihi pasangannya, pasangannya yang sudah menyatu dengan dia adalah dirinya, jadi dia mengasihi dirinya.

Alkitab menjelaskan orang yang mengasihi pasangannya dia akan mengasuh dan merawatinya:

  1. Pertama kita memupuknya, yaitu dengan cara cukup memberikan kasih sayang pada pasangan kita.

  2. Yang kedua kita merawatnya, merawat sebetulnya berasal dari satu kata memperlakukan dengan penuh kelembutan. Jadi merawat benar-benar memperhatikan, menjaganya dengan penuh kelembutan. Orang yang memperlakukan pasangannya dengan penuh kelembutan itulah tanda-tanda orang yang mengasihi pasangannya.