Memenangkan Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T159B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Pernikahan adalah sebuah kondisi yang begitu kompleks dan dapat sangat menyulitkan. Jika kita berhasil memenangkannya, tidak bisa tidak, kita akan menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Sebaliknya, bila tidak, maka kita bisa menjadi manusia yang jauh lebih buruk daripada sebelumnya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan adalah sebuah kondisi yang begitu kompleks dan dapat sangat menyulitkan. Ibarat pertempuran, pernikahan menyuguhkan begitu banyak tantangan. Jika kita berhasil memenangkannya, tidak bisa tidak, kita akan menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Sebaliknya, bila tidak, maka kita bisa menjadi manusia yang jauh lebih buruk daripada sebelumnya.

Di bawah ini dipaparkan langkah-langkah untuk memenangkan pernikahan.

  1. Di dalam setiap perbedaan pendapat, terbukalah terhadap kemungkinan bahwa kitalah yang keliru.

  2. Kenalilah pasangan kita dan keterbatasannya; hiduplah di dalam-bukan di luar-keterbatasannya. Jangan kita hidup di atas "andaikan," hiduplah di atas "bukan"-dia "bukan" seperti yang kita bayangkan sebelumnya.

  3. Bila kita dapat menolongnya, lakukanlah dan jangan permasalahkan mengapa ia tidak bisa melakukannya.

  4. Bersiaplah untuk tidak menjadi diri kita seperti sediakala. Mungkin kita harus lebih berani bersikap tegas, karena itulah yang diperlukan. Mungkin kita mesti lebih langsung dalam menyampaikan kemarahan kita. Mungkin kita mesti lebih sering menyentuh dan disentuh, kendati kita tidak merasa nyaman.

  5. Percaya atau tidak, tetapi canda dan gurau adalah obat mujarab penambah energi pernikahan.

  6. Tidak ada cara lain untuk memperlihatkan betapa pentingnya dia bagi kita selain daripada memperlakukannya sebagai VIP.

  7. Lindungilah pernikahan dari diri kita sendiri dan dari orang lain. Kita dapat menghancurkan pernikahan melalui kata-kata kasar yang kita lontarkan atau perbuatan dosa yang kita lakukan. Orang lain-termasuk pekerjaan kita-dapat pula menghancurkan pernikahan melalui campur tangannya yang malah merusakkan atau menjauhkan kita dari pasangan.

  8. Kesusahan untuk sehari cukuplah untuk sehari. Sering kali kita dikalahkan oleh kekhawatiran akan hari esok; kita menumpukkan kekhawatiran 10 tahun mendatang di atas 10 menit hari ini. Pasangan yang menang adalah pasangan yang mampu memilah-milah kekhawatiran (mana yang perlu dan tidak perlu dikhawatirkan), menjaga batas antara hari esok dan hari ini, dan menyerahkan hari esok kepada Tuhan.

Firman Tuhan: "Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin . . ." Amsal 11:29.