Membangun Respek Dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T214B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Respek mutlak dibutuhkan untuk mendirikan dan mempertahankan pernikahan. Ada beberapa hal yang kita perlu ketahui tentang respek. Pertama, respek merupakan respons terhadap sesuatu yang kita lihat atau alami. Kedua, respek bersifat alamiah; artinya kita tidak dapat membuat diri kita respek terhadap seseorang jika memang kita tidak respek terhadapnya. Ketiga, pribadi atau sangat personal.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

T 214 B "Membangun Respek dalam Pernikahan" oleh Pdt. Paul Gunadi

Respek mutlak dibutuhkan untuk mendirikan dan mempertahankan pernikahan. Tanpa respek, pernikahan dengan cepat meluncur pada kondisi saling menghinda dan akhirnya menghancurkan. Ada beberapa hal yang kita perlu ketahui tentang respek. Pertama, respek merupakan respons terhadap sesuatu yang kita lihat atau alami. Sewaktu kita melihat sosok Dr. David Livingstone yang mempersembahkan hidupnya melayani orang di Afrika atau Ibu Theresa yang melayani kaum papa di India, tidak bisa tidak, kita merasakan adanya suatu reaksi tertentu dalam diri kita. Kita mengakui bahwa mereka jauh lebih baik daripada kita sehingga kita menempatkan mereka di atas diri kita. Reaksi yang muncul adalah respek.

Kedua, respek bersifat alamiah; artinya kita tidak dapat membuat diri kita respek terhadap seseorang jika memang kita tidak respek terhadapnya. Sebaliknya, bila kita memiliki respek terhadap seseorang, kita pun tidak dapat membohongi diri dan mengatakan bahwa kita tidak respek kepadanya.

Berdasarkan kedua hal di atas, maka dapat kita katakan bahwa respek mesti ada jauh sebelum kita memasuki pernikahan. Kita mesti "mendapati" respek, bukan menciptakannya. Kesalahan yang sering kita lakukan adalah karena kebutuhan yang besar, maka kita pun menciptakan respek guna membenarkan pilihan kita. Atau, karena terlalu tertarik secara jasmaniah, kita pun menciptakan daftar respek yang sebenarnya tidak ada.

Sifat ketiga dari respek adalah pribadi atau sangat personal. Sebagai anak Tuhan kita mesti menggunakan standar Tuhan sebagai dasar respek terhadap pasangan. Berikut ini dibagikan beberapa standar yang tercantum jelas di Firman-Nya.

q Kudus dan terhormat. "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup dalam pengudusan dan penghormatan." (1 Tesalonika 4:3-4)

q Bertanggung jawab. "Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan seperti yang telah kami pesankan kepadamu sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka." (1 Tesalonika 4:11-12)

q Penuh kasih. "Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang sama seperti kami juga mengasihi kamu." (1 Tesalonika 3:12)