Ketakutan dan Cinta

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T112B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Yohanes 4:18, memberikan kepada kita suatu pengajaran bahwa waktu kita mengasihi orang apa adanya, sepenuhnya, maka dalam kasih tidak ada lagi ruang untuk ketakutan sebab kasih yang begitu besar akan mengusir segala jenis ketakutan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

1 Yohanes 4:18, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan, kasih yang sempurna melemyapkan ketakutan. Sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut ia tidak sempurna di dalam kasih."

Ayat ini mempunyai makna:

  1. Tuhan mengingatkan kita bahwa Dia mengasihi kita. Dan di dalam kasih-Nya yang begitu besar dan sempurna tidak ada dan tidaklah seharusnya ada ketakutan dalam diri kita sewaktu menghadap Dia.

  2. Memberikan kita suatu pengajaran bahwa terhadap sesama kita pun bisa juga mencontoh Tuhan yakni waktu kita mengasihi orang apa adanya, sepenuhnya, maka dalam kasih yang begitu besar ternyata tidak ada lagi ruang untuk ketakutan sebab kasih yang begitu besar akan mengusir pergi segala jenis ketakutan.

Ada dua hal yang menghalau ketakutan yakni:

  1. Kemarahan, yang cenderung ingin melukai dan menghancurkan orang.

  2. Kasih bertujuan membangun orang.

Namun yang Tuhan minta kita lakukan untuk menghalau ketakutan bukanlah dengan kemarahan tapi dengan kasih. Ketakutan itu berfokus pada diri sendiri karena waktu kita takut tujuan kita hanyalah ingin menyelamatkan diri. Sebaliknya kemarahan dan kasih berfokus pada orang lain.

Penyebab umum munculnya ketakutan dalam pernikahan adalah:

  1. Rasa malu, kita memiliki rasa malu akan sesuatu tentang diri kita dan kita berpikir kalau sesuatu itu diketahui pasangan kita, maka kita akan ditolaknya, dihinanya dsb. Orang yang malu dan menyimpan aib supaya jangan sampai diketahui pasangannya sebetulnya tanpa disadari kasihnya itu sudah mulai berkurang karena adanya rasa malu yang disembunyikan yang membuatnya ketakutan itu.

  2. Kesalahan, ada orang yang telah melakukan kesalahan tapi istri atau suaminya tidak tahu, nah biasanya yang kita lakukan adalah menutupi kesalahan itu. Orang yang ketakutan karena dia telah berbuat salah, susah mengasihi pasangannya dengan segenap hati.

  3. Ketergantungan kita pada pasangan, biasanya kalau kita mempunyai ketergantungan yang begitu besar, kita mencoba untuk menguasai pasangan kita agar dia juga bergantung pada kita.

Pelajaran dari ayat 1 Yohanes 4:18 adalah

  1. Kasih menerima yang tidak sempurna dan memalukan. Pelajaran buat kita suami-istri adalah biarlah kita juga belajar mengasihi pasangan kita, mengasihi dia yang tidak sempurna, dan memalukan mungkin. Jangan sampai pasangan kita mempunyai prasangka bahwa dia hanya berharga di mata kita kalau dia melakukan hal-hal yang luar biasa mulianya dan hebatnya dan mengagumkannya.

  2. Kasih mengampuni kesalahan, sebab tema sentral 1 Yohanes adalah kasih Allah kepada kita. Jadi kasih Allah kasih yang mengampuni kesalahan, kasih kita kepada pasangan haruslah kasih yang mengampuni kesalahan. Yang saya maksud di sini adalah kesalahan-kesalahan yang bukan bersifat moral yang kadang-kadang kita sebagai suami-istri itu lakukan, jangan sampai kita terlalu memfokuskan pada kesalahan. Orang yang terlalu disoroti akan kesalahan-kesalahan kecil justru akan hidup dalam ketakutan dan akan cenderung melakukan hal yang sama. Tapi kalau kita bisa abaikan, kita lupakan, kita ampuni dan kita coba menolong dia untuk tidak melakukannya justru dia akan lebih dikuatkan.