Kecemburuan dalam Hubungan Suami Istri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T033A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Kecemburuan sering terjadi pada pasangan suami istri maupun pasangan yang masih dalam pacaran, yang bersumber dari perasaan takut kehilangan orang yang paling berharga dalam hidup kita.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Cemburu didefinisikan sebagai suatu perasaan terancam atau takut akan kehilangan seseorang yang kita kasihi karena kehadiran orang lain. Jadi bukan saja kehilangan orang yang kita kasihi namun ada faktor karena campur tangan pihak ketiga atau orang lain. Pada dasarnya kecemburuan bersumber dari rasa takut akan kehilangan orang yang berharga buat kita.

Kecemburuan memiliki 2 posisi yang ekstrim, yang saling berseberangan.

  1. Ada yang beranggapan bahwa cinta harus diikuti atau disertai oleh kecemburuan, kalau tidak ada kecemburuan berarti tidak ada cinta atau kadar cintanya kurang. Jadi adakalanya cemburu diidentikkan dengan cinta.

  2. Ada pandangan yang mengatakan, cinta itu seharusnya tidak memiliki kecemburuan sama sekali.

Ciri-ciri orang cemburu:

  1. Rasa takut kehilangan, sehingga ada perasaan marah terhadap pasangan kita ataupun orang lain yang terlibat karena kita tidak suka kehilangan yang kita senangi atau hargai. Biasanya yang menjadi obyek kemarahan adalah pasangan kita dan juga pada orang lain yang akrab itu

  2. Bisa juga timbul rasa panik, karena tiba-tiba kemungkinan pasangan kita meninggalkan kita menjadi begitu nyata.

  3. Merasa tersisihkan, seakan-akan kita tidak penting lagi. Kita yang dulu berpikir menjadi nomor satu dan yang terutama dalam hidup pasangan kita, kok tiba-tiba menempati posisi seperti itu. Sebab rasanya pasangan kita memberikan perhatian yang lumayan besar terhadap orang lain.

Beberapa akar atau penyebab kecemburuan:

  1. Latar belakang pengalaman kita sendiri, yang mungkin dulu pernah pacaran lalu putus dengan pasangan kita, karena ada pihak lain yang mengganggu. Pengalaman ditinggal atau dikhianati pada masa berpacaran.

  2. Berkaitan dengan latar belakang keluarga, misalkan kalau kita melihat ayah meninggalkan ibu kita dan akhirnya ibu dilukai karena si ayah mengkhianatinya.

Si pencemburu biasanya akan melakukan beberapa respons:

  1. Biasanya yang pertama dia lakukan pada waktu merasa pasangannya mulai memperhatikan orang ialah, ingin menguasai keadaan yaitu menguasai pacar, suami atau isterinya.

  2. Respons kedua yang biasa dilakukan adalah dia ingin menyingkirkan ancaman dari luar, yaitu menyingkirkan orang lain itu. Jadi dia berkata kepada pihak ketiga, jangan ganggu pacar saya, meskipun mungkin orang itu tidak mengganggu pacarnya. Namun karena ketakutannya dia menghampiri orang itu dan meminta agar jangan mendekati pasangannya.

Cemburu buta ialah cemburu yang tak ada dasar obyektifnya. Menuduh tanpa alasan, tanpa ada bukti, tanpa ada hal-hal yang terjadi, namun isi hatinya amat dipenuhi dengan ketakutan bahwa si pacar, suami atau istri ini akan meninggalkannya. Bisa kita simpulkan bahwa cemburu buta seperti itu sangatlah tidak sehat.

Sebetulnya tidak harus ada cemburu diantara suami dan isteri. Dalam pengertian:

  1. Seharusnya kedua-duanya itu memang memasuki hubungan pacaran dan hubungan nikah dalam keadaan matang. Artinya mereka sudah menyadari kebutuhan masing-masing, dan mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa dibantu oleh pasangannya.

  2. Dua-duanya seharusnya bisa menjaga perasaan dengan baik. Dua-duanya mengerti batas-batas yang boleh dan harus mereka taati dan yang tidak boleh mereka langgar.

Dengan demikian, dalam keadaan seperti itu tidak ada lagi rasa cemburu. Jadi hubungan yang sehat dan kuat seharusnya tidak lagi melahirkan rasa cemburu.

Amsal 11:25-26, "Siapa banyak memberi berkat diberi kelimpahan, siapa memberi minum dia sendiri akan diberi minum. Siapa yang menahan gandum ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas orang yang menjual gandum."

Prinsip yang dikatakan firman Tuhan ini adalah bahwa Tuhan memberkati orang yang murah hati atau orang yang besar hati. Cinta yang sehat adalah cinta yang menghuni hati yang besar atau luas, hati yang dewasa atau hati yang besar akan berkata kalau engkau mencintaiku, aku akan tahu itu dan kamu akan terus setia kepadaku. Tapi kalau memangnya kamu tidak mencintaiku akupun tahu dan harus siap menerima fakta itu.