Bagaimana Membangun Keintiman Hubungan Suami Istri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T053B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Melakukan hal yang bukan membahagiakan diri kita sendiri tetapi membahagiakan pasangan kita. Meski itu hal-hal yang sederhana yang memang disukai oleh pasangan kita yang akan menambah kemesraan dan keintiman.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Hubungan suami-istri khususnya dalam kedekatan dan keintiman sering kali berubah-ubah, kadang-kadang terasa intim, kadang-kadang terasa jauh sekali. Ini sedikit banyak dipengaruhi oleh perasaan dan juga oleh kesibukan kita.

Keintiman itu :

  1. Pertama-tama meminta kita untuk melakukan sesuatu yang memang membahagiakan pasangan kita. Jadi intinya bukan yang membahagiakan saya, tapi yang membahagiakan pasangan kita.

  2. Yang kedua, untuk melakukan hal-hal yang bersifat intim perlu unsur kreatifitas atau kejutan. Kita harus lakukan hal-hal kecil yang bisa menambah keintiman. Hal-hal menggugah emosi juga perlu dilakukan, misalkan kalau memang bisa kita menulis surat, mengirimkan kartu, atau menelepon. Atau mengucapkan kata-kata seperti "Aku rindu kepadamu".

Keintiman juga bisa terbangun dengan melakukan hal yang kedua-duanya suka. Kalau memang ada hal-hal yang kedua-duanya suka itu akan sangat mengintimkan. Keintiman pada dasarnya adalah suatu kedekatan, berarti keduanya itu memang harus bersama. Jadi mustahil membangun keintiman dalam jarak jauh atau mustahil membangun keintiman dalam dua situasi yang berbeda.

Syaratnya:

  1. Kedekatan secara fisik, hidup bersama
  2. Kedekatan secara emosional

I Korintus 13, "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku."

Kata "kasih" di sini saya gunakan dengan istilah keintiman, itu memang menjadi suatu substansi yang tidak bisa digantikan oleh hal-hal yang bersifat lahiriah. Aku bisa membagi-bagikan semua yang ada padaku, menyerahkan tubuhku untuk dibakar tapi itu sama sekali tidak pasti merefleksikan adanya cinta kasih. Sekali lagi yang dipentingkan ialah adanya substansi atau cinta kasih itu sendiri, jika itu sudah ada maka perbuatan-perbuatan kita benar-benar akan menambah keintiman. Cinta yang keluar dari hati memang harus dipupuk melalui hubungan nikah yang kuat, di mana perbuatan-perbuatan yang menyenangkan hati pasangan kita harus sering kita lakukan. Tapi kalau justru yang kita lakukan yang menyakiti hatinya, kita tidak akan bisa menikmati hubungan cinta yang intim.